Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Money

Hore Hijau Royo-royo sebagai Titik Temu Investor dan Nahdlatul Ulama

23 Januari 2021   14:19 Diperbarui: 23 Januari 2021   14:29 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
POIN TITIK TEMU pada kawasan ekonomi khusus (KEK). Sumber data : presentasi investasi dan NU

Indonesia  memiliki posisi investasi langsung  terbesar dengan $ 6,0 triliun dengan tingkat permintaan didukung demografi. Indonesia sebagai pasar global kepemilikan investasi langsung lintas batas dengan informasi negara mitra langsung. Jika vaksin  Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa, berapa keuntungan dari investasi di bidang farmasi?

Belum lagi kebutuhan fundamental Indonesia tinggi, Investasi sandang sebagai produksi pakaian yang diperlukan oleh rakyat Indonesia sebagai makhluk berbudaya dan orang Indonesia menyukai trend fahsion syariah dan segemen investasi bidang ekonomi lainnya.

Tren harus digarap untuk investasi melalu kawasan ekonomi khusus di Indonesia. Sumber dokumen : Nu investasi proyek pembangunan kawasan
Tren harus digarap untuk investasi melalu kawasan ekonomi khusus di Indonesia. Sumber dokumen : Nu investasi proyek pembangunan kawasan

Disisi lain pangan adalah kebutuhan yang paling utama bagi orang Indonesia dengan lisensi halal. Sampai investasi papan atau kebutuhan manusia untuk membuat tempat tinggal. 

Dalam sehari-hari, titik temu manusia seringkali terjadi saat mereka melakukan keputusan ekonomi untuk memilih prioritas dalam memenuhi kebutuhan bisnis ini. Titik Temu Investor dan Nahdlatul Ulama karena hijau royo-royo yakni investasi syariah.

Investasi syariah akan mengalami tren pertumbuhan sehingga KH Maruf Amin harus bersiap membuka skema masyarakat ekonomi syariah menampung keuntungan hijau royo-royo dalam platform ideal dan modern.

Ilustrasi masyarakat ekonomi syariah. Sumber gambar dokumen masyarakat ekonomi syariah
Ilustrasi masyarakat ekonomi syariah. Sumber gambar dokumen masyarakat ekonomi syariah

Kebutuhan primer, sekunder dan tersier  dari masyarakat ekonomi syariah persis masyarakat umumnya. Perkumpulan digital Masyarakat Ekonomi Syariah atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).Wakil Presiden (Wapres) sekaligus Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat MES, KH Maruf Amin meminta pengembangan sistem ekonomi syariah di tanah air tidak dibenturkan dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah lebih mapan. Hal ini karena Indonesia merupakan negara yang menganut sistem ekonomi dualisme. 

"Dalam mengembangkan ekonomi syariah kita tidak ingin membenturkannya dengan kemajuan ekonomi dan keuangan konvensional. Karena kita hidup dalam negara yang menganut dual ekonomi sistem," tegasnya dalam Webinar Masyarakat Ekonomi Syariah 7th Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF), Sabtu (23/1/2021) dikutip dari liputan 6.com 

Keduanya juga bisa dikembangkan untuk menjadi motor penggerak ekonomi sehingga kehadiran organisasi nirlaba MES yang bertujuan mengembangkan dan membumikan sistem ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang berkeadilan dan berlandaskan prinsip-prinsip syariah Islam. 

Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional membuka pilihan bagi orang-orang borjuisme Islam berminat bergabung karena jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan proyek telah ditentukan kredibel. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bisnis menjadi makin beragam dan Bhinneka di Indonesia.

Konsep kesetaraan dalam masayarakat ekonomi syariah. Sumber gambar :masyarakat ekonomi syariah org
Konsep kesetaraan dalam masayarakat ekonomi syariah. Sumber gambar :masyarakat ekonomi syariah org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun