Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemikiran Politik KH Wahab Hasbullah terhadap Kue Perekonomian Syariah

22 Januari 2021   22:37 Diperbarui: 22 Januari 2021   22:40 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warisan kental di gedung DPR RI pemikiran KH Abdul Wahab Hasbullah dan Pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan Hadratusy Syaikh KH Hasbullah Said. dengan cakrawala pemikiran yang luas dan luwes perjuangan kemerdekaan perekonomian imperium kerajaan protestan Belanda dan Kaisar Matahari Jepang. 

Perjuangan kemerdekaan menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah untuk mencapai kedaulatan ekonomi di tanah Jawa. Relevansi pemikiran KH Wahab Hasbullah membangun kedaulatan perekonomian sesuai kebutuhan umat beragama Islam. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga negara Negara harus menjamin kedaulatan ekonomi melalui UU Perekonomian Syariah.

Menurut KH Wahab Hasbullah aksi untuk melindungi diri dari serangan, dan aksi menyerang juga dapat dikategorikan sebagai aksi untuk melindungi diri dari serangan pihak lain tidak diberikan Allah. Tapi melalui usaha pertahanan teritorial disusun dalam konsep bela membela diri, agama, harta, bangsa dan kehormatan.

Alhasil, banyak orang yang mati-matian dan seolah berlomba-lomba dalam mencari membela diri, agama, harta, bangsa dan kehormatan disebut jihad. Sementara itu jihad merupakan kondisi dan fungsi dimana ancaman dari pihak lain dapat diatasi dengan menciptakan pertahanan. Relevansi pemikiran KH Wahab Hasbullah pada era krisis ini adalah membela harta agar tidak jatuh ke jurang depresi perekonomian nasional.

Politik KH Abdul Wahab Hasbullah secara historis politik Islam terbilang timbul akibat terpaan badai politik perubahan. Identitas agama kaum kiyai dan santri dalam ikatan bersama di antara warga negara yang semakin menonjol. KH Maruf Amin merefleksikan perjuangan KH Abdul Wahab Hasbullah dalam membangun perekonomian syariah di Indonesia.

Alih-alih nasionalisme sekuler hanya menggantikan identitas dan kesetiaan agama, identitas agama dan nasional hidup berdampingan dan bahkan saling memperkuat perekonomian di Indonesia. Sistem ekonomi Islam dan perkembangannya di tengah masyarakat, maka untuk dapat mencapai keseimbangan pembangunan dan  pemulihan perekonomian nasional.

Nilai-nilai nasionalisme, patriotnisme dan religiusme semacam itu menjadi kekuatan yang kuat dalam menopang pemulihan nasional, memberdayakan UMKM dalam mempengaruhi kebijakan di berbagai domain, dan membentuk pola keseimbangan antar kebutuhan umat Islam dan dalam negara. 

Penyelenggara negara KH Maruf Amin dan umat islam bersinergi. Dua implikasi dari temuan ini adalah bahwa kita harus berinvestasi dalam langkah-langkah yang lebih baik dan operasionalisasi nasionalisme religius dan mempertimbangkan kembali logika pembangunan negara dan bangsa. Uang bisa diputar dengan mudah karena sudah berubah menjadi barang dagangan halal yang laku di iklim usaha digital. 

 Menurut KH Wahab Hasbullah Islam pun merupakan agama yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran. Dalam perekonomian Islam, penawaran dan permintaan merupakan dua hal yang sama-sama memiliki peranan penting di Indonesia. Relevansi ada bidang pengetahuan dan peradaban manusia menghadapi krisis perekonomian berbasis digitalisasi.

Dunia politik menampakkan wajah yang terlalu mementingkan kekuasaan pribadi, kelompok dan golongan. Universalitas kepentingan masyarakat menjadi tercabik-cabik dan terabaikan, dan masyarakat menjadi terkotak-kotak. Ini tidak sesuai nilai KH Wahab Hasbullah.

Relevan halnya dengan Pancasila yang secara ontologis memandang manusia secara holistik dan universal kemudian secara epistemologis bersumber pada Wahyu Tuhan Kuasa dalam nilai ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan kedua paradigma politik tersebut di atas, maka yang menjadi persoalan adalah bagaimanakah pergumulan politik pada era kontemporer dan adakah urgensi perekonomian syariah dalam era globalisasi dewasa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun