Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perangkat Penangkal Petir Mencegah Rusak Instalasi Kotak Hitam Pesawat

14 Januari 2021   04:20 Diperbarui: 14 Januari 2021   04:29 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Lama Perlu Modifikasi Terutam Setua Pesawat Sriwijaya Air

Sumber foto : boing.com
Sumber foto : boing.com

Pesawat jenis baru boing jarang terjadi kerusakan, tetapi dalam kasus seperti itu, saluran petir dapat didorong mundur dari titik masuk atau keluar awal. Sebagai contoh, radome mungkin merupakan area titik masuk awal, tetapi saluran petir dapat didorong kembali sepanjang badan pesawat di belakang radome oleh gerakan maju pesawat.

Pemeriksaan pesawat lama sangat disarankan bahkan jika tidak ada kerusakan yang ditemukan selama pemeriksaan Zona 1 dan Zona 2. Singkatnya, setiap titik masuk dan keluar harus diidentifikasi di Zona 1, 2, atau 3 sehingga area terdekat di sekitarnya dapat diperiksa dan diperbaiki secara menyeluruh jika perlu.

Selanjutnya, Pesawat komersil atau tempur perlu melakukan pemeriksaan menurut ZONA Boeing menyediakan prosedur pemeriksaan sambaran petir untuk memastikan permukaan luar tidak rusak. Operator harus mengacu pada prosedur perawatan yang berlaku sebagai sumber otoritatif untuk instruksi inspeksi / perbaikan. Prosedur umum yang disediakan mencakup panduan umum berikut.

Dengan demikian, pesawat di indonesia rusak karena usia pesawat lama, terjadi kerusakan penangkal listrik namun tidak diperbaiki, serta tidak melakukan permeriksaan pesawat komersil secara berkala.  Lakukan pengecekan sistem kompas standby hanya jika awak pesawat melaporkan deviasi yang sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun