Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bu Risma Rasa Dinsos DKI dan Pak Anies Rasa Presiden RI

6 Januari 2021   12:24 Diperbarui: 6 Januari 2021   13:39 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensos Risma menyapu (kiri) dan Anies Basweda pidato (kanan). Sumber foto : asumsi.co

Perdana Menteri diambil Syahrir sedangkan Presiden Soekarno. Menteri Muda penerangan adalah wakil menteri penerangan harus orang Arab agar memudahkan diplomasi Indonesia ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan. A.R Baswedan tidak pernah ingin mendirikan khilafah justru ia bertekad membantu Indonesia merdeka diistilahkan Soekarno Kabinet Syahrir ketiga luar biasa karena mencapai target tersebut.

AR Baswedan bergantian menyahut dengan bahasa Arab yang fasih, dan ini membuat perdana Menteri Mesir, Mahmoud an-Nukrashi Pasha mengernyitkan kening. Setelah bicara begitu, kini tapi tatapannya yang tadinya terkesan marah dan melotot berubah. Sekarang berubah menjadi terpana dan menjadi sahabat Indonesia-Mesir.

***

Framing Anies Baswedan = Murtad, Syiah dan Khilafah

Pertemuan Anies dengan pendeta disebut murtad. Sumber gambar : suara.com
Pertemuan Anies dengan pendeta disebut murtad. Sumber gambar : suara.com

Anies Baswedan memiliki konotasi negatif pada saat Anies menjadi jadi calon rektor universitas paramadina tahun 2007,Framing Anies dengan murtad dan masuk kristen agar kalah tapi justru beliau menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh  Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. 

Beberapa polesan framing Syiah pun diadakan antara lain kunjungan Anies Baswedan ke Iran ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan maraknya pusat-pusat studi Iran di beberapa universitas di Indonesia sedangkan beberapa polesan framing  Anies Baswedan menjadi pendukung khilafah pasca dekat FPI dan HTI.

"Pak Anies bukan syiah, bukan kristen, bukan khilafah, bukan pki dan bukan penganut aliran radikal. Itu semua framing buruk saja, begitu juga Bu risma, ia hanya ingin dikenal mensos yang merakyat" Ucap Abdurrofi

Framing yang dipaksakan itu jelas tidak dapat diterima secara akal sehat. Pertama, kunjungan menteri  sosial kepada rakyat tidak ada larang dan  kunjungan seorang pejabat negara Anies ke sebuah negara lain dan ormas tidak harus diartikan sebagai kunjungan ideologi.

Apakah kunjungan petinggi PDIP ke Cina, bahkan bertemu dengan petinggi Partai Komunis China dapat juga diartikan jika PDIP adalah penganut komunisme. Terus kunjungan Prabowo ke mekah bertemu Habib Rizieq menjadi penganut khilafah pada pilpres 2019. Tentu tidak harus demikian tafsirnya. 

***

Referensi : 1 2 3  4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun