Indonesia luas sehingga sosok Habib Rizieq Shihab mudah terkenal baik whatsApp, Instagram, Twitter, maupun kompasiana. Sujiwo Tejo dituding mendukung Habib Rizieq Shihab karena simpati kepada Habib Rizieq Shihab. Itulah sebabnya sering terjadi sesat berpikir (Logical Fallacies). Sujiwo Tejo sering puasa diam kecuali nilai-nilai kemanusiaan dianggap bertentangan nilai budaya dan tradisi atau preferensi historis Indonesia.
Orang suka tidak dan tidak suka dengan Habib Rizieq Shihab boleh hidup juga. Bahkan orang tidak kenal Habib Rizieq Shihab pun tidak masalah. Hal yang masalah orang yang tidak kenal dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tewas 6 anggota FPI dan 4 orang warga Sigi, Sulewesi tengah harus dilihat dari perspektif hak asasi manusia.
Indonesia saat ini mengalami tumpah darah tanpa kita mengetahui sesuatu terjadi kekerasan bisa dilakukan oleh siapa pun.
Gus Miftah menurut Sujiwo Tejo ialah kiyai yang mendatangi remang-remang agar kembali terang. Deddy Corbuzier termasuk orang yang dicari Gus Miftah. Berarti Deddy Corbuzier adalah dunia remang-remang agar kembali terang. Deddy Corbuzier langsung menjawab saya pelanggan ha ha ha.
Jihad menurut Sujiwo Tejo ialah jalan menuju Tuhan, bercocok tanam bisa disebut jihad tapi dicap tersesat karena di luar kebiasaan. Jangan ditafsirkan kegiatan makar belum bisa disebut makar. Jihad bukan berarti perang karena perang dalam bahasa arab itu al-Harb.
Seorang Budayawan, Sujiwo Tejo mendengar kata jihad tidak langsung otomatis otaknya berpikir perang tapi ada orang tidak seperti Sujiwo Tejo memaknai jihad tidak langsung otomatis otaknya berpikir lain yang damai. Dialog dulu maksud apa baru bisa memahami terminologi itu.
Negeri Indonesia yang menyebut mamalia ibunya lia itu salah. Negeri Indonesia ketika Habib Rizieq Shihab ngomong 2+2=4 dan Sujiwo Tejo membenarkan itu dianggap Sujiowo Tejo mendukung Habib Riziq Shihab.
Apabila Habib Rizieq Shihab mengucapkan pernyataan benar kemudian Sujiwo Tejo membenarkannya dianggap Kadrun. Padahal Sujiwo Tejo hanya membenarkan 2+2=4. Ini menarik karena image 2+2+4 dari Habib Rizieq Shihab sehingga semua ucapan beliau menjadi salah di Indonesia.
Menurut Deddy Corbuzier ketika Sujiwo Tejo mendukung pembahasan, pikiran, dan ucapan dari Seorang Habib Rizieq Shihab dengan memahami substansial. Dari konsepnya tidak sepenuhnya salah ketika Sujiwo Tejo mendukung Habib Rizieq Shihab. Jangan-jangan terjadi kesengajaan bahwa Sujiwo Tejo mendukung seluruh hidupnya Habib Rizieq Shihab.
Paradigma berpikir manusia Indonesia dalam penalaran bahwa Sujiwo Tejo dikatagorikan berdasarkan 1 argumen sehingga Sujiwo Tejo memiliki stereotip kelompok Habib Rizieq Shihab. Sujiwo Tejo tidak bisa diam saja melihat ketidakadilan dan rasa ketidakmanusiawian di Indonesia.
Kesalahan logika dalam argumen-argumen padahal Sujiwo Tejo tidak setuju dengan karakter Habib Rizieq Shihab dan Sujiwo Setuju dengan pendapat dan pembahasan yang mengandung kebenaran. Ini menunjukkan ketegasan Sujiwo Tejo konsekuensi anteseden atau ucapan benar diklaim benar meskipun dari seseorang yang mungkin tidak disukai banyak orang.
Dengan demikian, Buzzer sering melakukan kekeliruan antara premis-premis tertentu dalam argumentasi Sujiwo Tejo dengan kesimpulan negatif bahwa Sujiwo Tejo adalah kadru padahal ia adalah budayawan. Dengan demikian kesimpulan tidak bisa diambil berdasarkan rasa ketidaksukaan pada orang tertentu sehingga mengajak orang lain untuk tidak menyukai orang lain secara bertahap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H