Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Tionghoa Penjelajahan Cheng Ho Tak Pernah Berhenti di Akhir Zaman

22 Desember 2020   11:55 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:24 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, keturunan yang baik adalah harta paling berharga etnis Tionghoa

Kamu tidak asing dengan Cheng Ho terutama bagi kamu yang beragama Islam ataupun etnis tionghoa. Cheng ho terkenal karena penjelajahan ke Indonesia. Selain nama Cheng Ho, ia dikenal sebagai Haji Mahmud Shams dari suku Hui. Penjelajahan keturunan Cheng Ho tak pernah berhenti menjelang akhir zaman dan akhir tahun.

Tahukah kamu bahwa suku Hui sendiri keturunan dari suku Han yang melakukan asimilisasi dengan bangsa Persia dan bangsa Arab sejak zaman Dinasti Tang pada abad ke-9. Kejayaan Dinasti Han tersebut, yang memerintah kekaisaran China selama 400 tahun lebih dengan koneksi kuat.

Haji Mahmud Shams atau Cheng Ho memiliki tugas untuk diplomasi antar kekaisaran dan kerajaan dari daratan China ke penjuru dunia, Ia juga menjadi orang kepercayaan dari Dinasti Ming. Orang-orang dari suku Hui memang memiliki koneksi dan hubungan baik dari politik dinasti berkembang di China pada abad ke-13.

Haji Mahmud Shams atau Cheng Ho memeluk agama Islam berpengaruh tersebar di hampir seluruh provinsi di China, tetapi terkonsentrasi di Ningxia, Hainan, Gansu, Yunnan dan Qinghai. Ningxia sendiri adalah daerah otonomi bagi suku muslim Hui. Suku Hui salah satu suku dari lima suku terbesar di China.

Pengorbanan yang telah saya lakukan, dan keberanian yang harus saya miliki untuk mencapai posisi mereka sekarang. Itulah beberapa dari atribut seorang penjelajahan dunia. Para penjelajah dunia berpikir besar. Mereka bekerja secara besar-besaran dan   fokus pada disiplin. Kalau dipikir-pikir, penjelajah berpikir seperti juara peradaban.

Kaisar yang memusuh suku Hui berarti mereka membangun konflik berkepanjangan dan menghasil stabilitas politik yang rendah. Kemungkinan kudeta sangat besar. Tidak sedikit stereotipe negatif itu tidak membesar dan berlanjut karena koneksi suku Hui sangat luas di penjuru dunia. Mereka mudah berteman termasuk orang Indonesia dan menghancurkan kekaisaran dengan mudah.

Ketika suku Hui ke Indonesia mereka mendapatkan stereotipe etnis Tionghoa untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya padahal orang Tionghoa sendiri memiliki suku-suku tersendiri. Uniknya suku Hui mereka mematuhi standar syariat Islam sehingga mereka mudah diterima di Indonesia padahal belum ada Lembaga MUI pada era kerajaan-kerajaan nusantara.

Pantangan orang suku Hui sejak kecil tidak memakan daging babi, tetapi juga berbagai daging hewan yang proses penyembelihannya tidak sesuai dengan prosedur yang ditentukan agama Islam. Minum alkohol, bir, dan yang memabukan menjadi pantangan sehingga mereka hanya minum teh saja saat berlaut antar benua.

Kedatangan para pedagang China yang dipimpin laksamana Cheng Ho dari suku Hui membuktikan bahwa peristiwa mempengaruhi perbauran budaya China dan budaya Indonesia. Alasan fundamental suku Hui dekat suku Jawa adalah Indonesia adalah jalur perdagangan internasional sejak jaman dahulu kala dan orang Jawa memiliki pengaruh luas di Indonesia.

Suku Hui menikahi wanita Jawa setempat, ada pula mereka yang pulang ke China membawa istrinya untuk terus berdagang lintas pulau. Tidak heran, orang Tionghoa dikenal pandai berdagang lintas benua Amerika Serikat, Australia, Eropa dan Asia. Penjelajahan berdagang tidak akan pernah berhenti untuk menjaga pasokan dan kebutuhan antar warga dunia.

Jika ada anak muda suku Hui yang pernah berhenti berdoa dan berharap untuk aksi nyata. Berarti kita memiliki kesamaan untuk mewujudkan  setiap harapan hingga pada akhirnya kita paham semua adalah tanggung jawab ada ditangan masing-masing. Rasa semangat  mana lagi harus dipendam oleh keadaan.

Dari kenyataan mulia ini terjadi akulturasi budaya suku Hui dan suku Jawa di Indonesia hingga sekarang. Banyak orang Jawa heran dan kagum dengan suku Hui karena meskipun orang Tionghoa memiliki hidung mancung ramping, memiliki kulit terang berpadu dengan tulang pipi yang tinggi dan mata agak sipit.

Dokumen Pribadi : Pria Asia tampan dari masa ke masa hingga akhir zaman tapi jangan sebut dewa
Dokumen Pribadi : Pria Asia tampan dari masa ke masa hingga akhir zaman tapi jangan sebut dewa

Salah satu kelebihan suku Hui ialah good looking sehingga pria dari suku Hui tidak sulit transformasi dari jomblo untuk mendapatkan pasangan apalagi kalau bisnis sedang meningkat lebih dari satu bukan rahasia lagi. Penggerak bernilai sangat besar sekali dalam memberi corak dan memperkaya kebudayaan ketika memiliki istri dari suku Jawa, suku Arab, suku Hui dan suku Nordik dari Eropa yang berambut pirang yang tinggal di Amerika Serikat.

Proses mempersuting  wanita berbeda yang bersifat religi dan tradisi mempercepat perdagangan ulung untuk memasarkan produk Indonesia, Arab, Amerika dan China ke penjuru dunia. Misalkan, Kamu memiliki komoditi tapi tidak mengetahui kultur dan budaya di masyarakat Jawa. Poligami bisa dimusyawarhkan keluarga.

Poligami ibarat sesuatu yang istimewa. Semua pria ingin mencapainya tapi sedikit pria yang menunjukkan keunggulan yang nyata.

Maka, kamu bisa minta istrimu untuk mencari orang Jawa untuk dinikahi sambil mengembangkan perdagangan berbasis nilai rantai suplai sangat besar sekali dalam memberi perekonomian di Indonesia. Begitu juga, kamu saat menikahi orang Arab dan orang Amerika Serikat. Ini karena zaman dahulu belum ada big data untuk menampung data dan fakta kebiasaan orang-orang di penjuru dunia.

Corak poligami memperkaya kebudayaan dan ekspansi bisnis tanpa perang. Penerimaan perdagangan sebagaimana adanya dan memperlakukan istri-istri secara baik sebelum mitra bisnis. Kita bisa mendengarkan istri  dengan bahasa asing yakni Jawa, Inggris, dan Arab kemudian menirunya. Orang dari suku Hui menirukan bahasa dari istri mereka untuk berhadapan dengan mitra bisnis mereka.

Seseorang Tionghoa sejati terutama dari suku Hui berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya. Pada saat yang sama mereka tidak sadar kita berbeda karena budaya itu mulai dipelajari dari istri-istri yang berbeda sehingga negosiasi menjadi win-win solutions.

Bisnis sering menjatuhkan tapi orang Tionghoa mengangkat seluruh bisnis penjuru dunia. Kita saling menguatkan dan berhimpun dalam keadaan sama-sama untung.

Poligami menjadi unsur-unsur sosio-budaya ini memang unik. Itulah mengapa alasan wanita suku Hui tidak mengalami kesulitan mengizinkan poligami. Kebhinekaan dalam rumah tangga dari istri berbeda menghasil makanan berbeda, pakaian berbeda dan komunikasi cinta berbeda sehingga luar biasa bahagia.

Jika istri-istrimu cemburu menentukan perilaku komunikatif. Wajar namanya wanita tapi usia pernikahan semakin dewasa sudah tidak wajar lagi karena wanita dari suku Hui menganggap cemburu hanya untuk ABG yang masih labil. Tidak heran, perempuan cemburu disebut ABG labil atau puber kedua yang banyak tingkah.

Kebhinekaan dalam poligami dari generasi ke generasi mempermudah toleransi dan berkongsi.

Pria harus mengambil bentuk-bentuk pelajaran yang berbeda dalam berbagai budaya ketika ia menikahi wanita berbeda latar-belakangnya. Uniknya, proses mempelajari budaya antara istri terjadi siang dan malam. Ini paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, poligami  yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang pria dan memungkinkannya mengembangkan bisnisnya dan membangun kebhinekaan dalam pernikahan dari satu generasi ke generasi yang lain.

***

Refleksi Akhir Tahun :

Jika terlahir jadi lelaki jadilah pedagang antar benua minimal antar kota memiliki istri berbeda. Jika terlahir wanita dukung suami yang berusaha mendapatkan harta, tahkta dan wanita dari persepektif Cheng Ho atau Haji Mahmud Shams.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun