Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Aksi 1812 dalam Revolusi (Akhlak), Black Lives Matter dan Arab Spring

17 Desember 2020   18:31 Diperbarui: 17 Desember 2020   18:35 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Bouazizi dari Tunisia membakar dirinya menjadi katalisator Arab Spring, ini juga menghasilkan protes di negara-negara Arab. Berbeda di Indonesia terjadi simpang siur berita mengenai kematian 6 orang FPI.

Bouazizi menjadi tokoh kebebasan dan hak asasi manusia melawan kekerasan dan pelanggaran HAM insiden peniru telah terjadi pada Indonesia pada aksi 1812.

Persaudaraan Alumni 212 mengorganisir masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk turun ke Jakarta protes signikfikan ini melihat aksi dari Arab Spring kejadian di Tunisia melebar ke negara-negara Arab.

Pertanyaan mendasar pada hari ini adalah apakah aksi 1812 sampai menyebar ke 33 provinsi dengan orang Islam peduli terhadap hak asasi? Tentu kita belum mengetahui ini.

Ingat tindakan protes berminggu-minggu telah membuat negara-negara Arab mengalami ketidakstabilan politik oleh karena itu demokratisasi dalam implementasi UUD 1945 dan pancasila akan terus berlangsung.

Jika dicermati dan diperhatikan aksi demonstrasi berlangsung. Sejak Omnimbuslaw oleh kalangan buruh dan mahasiswa tapi sekarang demo karena 6 orang warga negara Indonesia wafat dan isu pemenjaraan Habib Rizieq.

Dengan situasi dan kondisi seperti ini musim hujan bukan hanya turun hujan tapi turun kepercayaan pemerintah. Slamet marif berencana revolusi akhlak apakah ini revolusi pemerintahan seperti Arab Spring.

Demonstrasi omnibuslaw tapi banyak yang turun ke jalan begitu juga demonstrasi 1812. Menurut kang Emil pemimpin yang tidak adil akan masuk neraka. Dan ketidakadilan juga membawa pelaku turun dari jabatannya.

Kerumunan besar dan protes yang tidak bisa diatasi menimbulkan konflik dan ketidakmampuan aparat kepolisian. Bayangkan personil polisi terbatas sedangkan rakyat banyak. Amerika memiliki polisi bagus pun pecah oleh aksi pembunuhan orang kulit hitam.

Presiden Trump dikabarkan kalah pemilihan presiden Amerika Serikat sehingga keputusan yang sulit untuk Trump di periode kedua kampanye hak asasi manusia dan kesetaraan. Orang kulit hitam yang tidak memiliki koneksi dan tidak banyak uang untuk suap dipermalukan dan dihina dan tidak diizinkan untuk hidup.

Komunitas Black Lives Matter menentang keras orang kulit dipermalukan dan dihina dan tidak diizinkan untuk hidup.

Seolah-olah polisi Amerika Serikat memiliki izin untuk persekusi orang-orang  minoritas. Tahun 2020 Amerika Serikat mengingatkan masyarakat mengenai persaudaraan antar-sesama kulit hitam dan hak-hak minoritas dalam kebijakan Amerika Serikat.

Indonesia persaudaraan antar-sesama warga negara dalam aksi kemanusiaan. Jangan sampai demokrasi tercederai dengan hal-hal yang kurang baik. Saya berharap dari kota New York Indonesia dalam keadaan stabilitas politik yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun