Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia dan Israel Berdamai Asalkan Sama-Sama Untung

15 Desember 2020   20:03 Diperbarui: 15 Desember 2020   21:07 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Presiden Reuven Rivlin. Sumber Foto : BBC.com

Warga negara Israel mencakup kaum minoritas islam dan mayoritas yahudi ingin merasakan hidup berdampingan dalam keberagaman di Indonesia. Jangan baper dulu kalo ada orang palestina berwarganegara Israel ke Indonesia. Indonesia terkenal "surga dunia" dengan keindahan alamnya karena terletak di wilayah khatulistiwa.

Demi mewujudkan perdamaian dunia Indonesia tidak pernah perang oleh karena itu Indonesia-Israel menjamin perdamaian sejenis ini menguntungkan. Beberapa media nasional Indonesia memberitakan tahun 2020 mengenai visa khusus ini.

Presiden Jokowi melalui Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM membuka pelayanan visa elektronik (e-Visa) bagi warga Israel dan 7 negara lainnya dengan subjek calling visa atau layanan visa khusus negara dengan tingkat kerawanan tertentu.


Bagi kamu yang berwarganegara Israel bisa mengajukan permohonan melalui website www.visa-online.imigrasi.go.id. Ekspansi orang-orang Israel bisa berdagang, jalan-jalan dan pesta di Indonesia. Beberapa orang Israel juga bisa memanfaatkan hotel menginap untuk ritual ibadah yahudi dan beragama Islam bisa ke masjid di Indonesia.

Indonesia sangat aneh dengan kebijakan ini karena kebijakan Jokowi yang menguntungkan Indonesia tidak didukung Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyoroti soal kebijakan pemerintah Indonesia yang membuka pelayanan visa elektronik bagi warga Israel. 

Rasionalitas prinsip politik luar negeri pemerintah Indonesia oleh Jokowi tidak pernah direstui juga oleh Presiden Soekarno jika Presiden Soekarno masih hidup. Bahkan, delegasi Israel tersebut untuk tambang tidak mendapat respons positif dari Soekarno pada 1990-an.

Kita tahu bahwa langkah diplomasi menyuarakan kemerdekaan Palestina dimulai saat Presiden Soekarno menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953. Israel itu adalah negara penjajah yang telah teramat banyak melakukan tindakan yang sangat-sangat melanggar hak asasi manusia. Orde Lama berbeda dengan reformasi dimana kebencian Israel telah menurun signifikan.

Orang Israel sulit diterima di Indonesia dibandingkan orang palestina karena Palestina dan Indonesia memiliki kesamaan pernah dijajah sumber daya manusia dan dieksploitasi sumberdaya alam. Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi.


Kita perlu mengakui Israel telah menguasai palestina dengan perang sampai palestina hilang dari peta pada hari minggu 19 Juli 2020. Kemenengan ini perlu diakui bahwa umat Islam Arab lemah dibandingkan Israel. Presiden Israel Reuven Rivlin akan menjamin  hak kuat hak-hak minoritas, terutama bagi orang Arab Israel. Dia mendukung solusi satu negara untuk konflik minoritas Palestina dan terorisme.

Kelompok minoritas Israel yang beragama Islam yang radikal dan ingin perang kembali disebut "teroris". Kelompok minoritas, menurut definisi aslinya, mengacu pada sekelompok orang yang praktik teror jumlahnya lebih sedikit terjadi dari kelompok keturunan palestina yang kalah perang berwarga negara Israel.

Namun dalam sosiologi saat ini, kelompok teroris timur tengah mengacu pada kategori orang orang Islam radikal yang melakukan teror untuk kerugian relatif besar dibandingkan dengan anggota kelompok sosial yang dominan. Perang dengan teror hanya melahirkan kebencian turun-temurun.


Tindakan terorisme dari minoritas palestina tersebut dilakukan dalam rangka memaksakan kehendak kepada pihaknya yang dianggap lawan pemerintah Israel.  Padahal sejumlah warga negara Israel baik mayoritas(yahudi) dan minoritas (islam) yang moderat itu sangat merindukan perdamaian. Indonesia mendorong Israel-Palestina berdamai asalkan sama-sama untung.

Referensi : 1 2 3 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun