1. Obama Jadi Kadal Purba dan Anies Baswedan Kadal Gurun

Nick Longrich, Seorang ilmuwan Universitas Yale memilih nama Obama untuk hewan purba. Jadilah kadal purba ini memiliki nama Obamadon gracilis seperti dinosaurus lain, punah saat sebuah asteroid menghantam bumi 65 juta tahun lalu.
Denny Siregar seorang pegiat sosial media & penulis yang amat aktif dalam mendukung politikus Joko Widodo memilih kadal gurun untuk orang Islam berpolitik mendukung Anies Baswedan. Ini bertujuan membangun stigma negatif struktural.
Kadal digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang ketika menyeleksi isu dan membentuk citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. Obama dan Anies Baswedan tidak merasa sedih, kecewa, atau marah disebut "kadal".
Politik identitas sebagai alat untuk menunjukkan jati diri suatu kelompok tersebut. Ini mengisi politik identitas berbasis keanekaragaman pada hewan baik variasi dari struktur, bentuk, jumlah, maupun sifat lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu.
2. Pecinta Reptil Simpati Dengan Stigma Negatif Kadal

Komunitas kadal ini didirikan atas kepedulian terhadap pelestarian reptil namun stigma negatif masyarakat terhadap keberadaan reptil. Mereka merasa bangga bila mereka membuka stigma negatif dan mereka melindungi ciptaan Tuhan yang begitu unik.
Banyak sumber yang dapat menjadi teladan bagi seorang manusia untuk belajar lebih dalam mengenai kasih sayang dan hubungan kadal. Biasanya Kadal jantan akan menyerang pasangan yang dicurigainya memiliki hubungan dengan kadal lain. Seseorang akan belajar hal tersebut melalui lingkungan sekitar serta hal-hal yang biasa dilihatnya.
Sesungguhnya terdapat lebih banyak inspirasi setia dan cemburu dari alam semesta untuk mempelajari cinta tersebut, salah satunya adalah dari kadal. Janganlah kita komentar negatif pada pecinta kadal karena rakyat tidak suka. Indonesia suka kita bersatu, dalam semua harmoni, berpelukan, semua tokoh nasional bersilaturahmi.
3. Gerakan Masyarakat HAM dengan framing Kadal

Beberapa menjadi sasaran orang Islam dan ini diramaikan dengan berita mengenai perlakuan buruk hingga pembunuhan Indonesia. Pemberitaan ini menyebar di The Guardian, BBC, Al-Jazeera, VOA dan media barat lainnya.
Relawan HAM dari Amerika Serikat bernama Black Lives Matter sedangkan Persaudaraan Umat Islam 212 akan kemungkinan menjadi relawan dari Indonesia. Akibat desakan masyarakat stabilitas Ameriaka Serikat turun dan Amensti Internasional mengkritisi Indonesia.
Kadal adalah sebuah julukan sebuah populer terhadap para pendukung Barack Obama dan Anies Baswedan, Cebong adalah sebuah julukan terhadap para pendukung Joko Widodo. Dan Kampret adalah "kampret", sebuah julukan dari para pendukung Prabowo Subianto.
4. Wapres Obama Jadi Presiden dan Anies Menyusul

Joe Biden dan Joe Biden dan probilitas Anies Baswedan siap mengakomodir kepentingan gerakan sipil untuk penegakan HAM. Ini tentang keadilan bisa menjadi renungan pentingnya Presiden bersikap adil. Keadilan ini diartikan sebagai keadaan di mana kedua pihak mendapat hak dan kewajiban yang sama rata.
Untuk memahami betapa pentingnya sikap adil, Presiden Jokowi harus bisa membaca gerakan sosial Indonesia dan Amerika tentang pelanggaran. Beragam oknum pelanggar bisa kamu kamu lihat di kabinet periode kedua.
Ada dua tugas presiden Indonesia harus menegakkan pelanggaran hak asasi manusia yaitu pelanggaran ringan dan pelanggaran berat. Pelanggaran ringan berupa melakukan pengancaman, melakukan pencemaran nama baik seseorang, melakukan kekerasan, dan sebagainya. Dan Pelanggaran HAM berat yakni 6 orang lslam yang terbunuh.
Ini menjelaskan dan menafsirkan makna dan interaksi sosial yang sedang berlangsung terhadap perubahan politik AS dan Indonesia. Suatu pembunuhan yang disengaja, dibarengi dengan rasa permusuhan, dengan menggunakan alat yang biasanya dapat menghilangkan nyawa, baik secara langsung maupun tidak dapat mengubah pilihan politik Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI