Amerika sebagai negara demokrasi secara resmi Trump telah melakukan pelanggaran HAM terhadap kulit hitam. Begitu juga, Indonesia negara demokrasi secara belum resmi Jokowi telah melakukan pelanggaran HAM terhadap 6 orang Islam. Fadli Zon sebut pemerintah zalim terhadap rakyatnya.
Akhir tahun di Indonesia para  individu yang peduli dengan peristiwa kematian 6 orang warga Indonesia akan ambil bagian  dalam  sebuah  gerakan  Umat Islam dalam  bentuk  kelompok  aksi  akan disusupi aktor  pemberontakan  (revolt), kerusuhan  rakyat  (riots),  dan  huru  hara politik  (mob) dan  sebagainya seperti di Amerika Serikat.
Polisi haru menyelidiki oknum berperilaku tidak  rasional,  tujuan  dan  motivasi  yang  ingin  dicapai  dalam menyusupi gerakan anti pelanggaran HAM. Para aktor gerakan anti-pelanggaran HAM bisa ditunggangi oleh kelompok  yang  anarkis,  kejam,  sadis,  suka  membunuh, mengeroyok bahkan kadang-kadang tidak segan-segan sebagai kelompok yang suka membunuh dan seterusnya.
Jadi,  gambaran  saya mengenai 6 korban FPI seperti George Floyd dengan paradigma  studi  gerakan  sosial  lama  ini  memahami  perilaku  sebagai  kolektivitas  yang  liar  (crowd) dalam perilaku kolektif (collective behavior) pada sebuah gerakan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Stabilitas pemerintahan Jokowi diguncang sipil seperti Trump.
3. Gerakan Umat Islam 212 dan Black Live Matter
Kemarahan para pengunjuk rasa berakar pada pengalaman Amerika dan Indonesia atas penjajahan bangsa Eropa. Mereka membawa plakat buatan apa yang menginspirasi mereka untuk menyelenggarakan demonstrasi anti-pelanggaran HAM terbesar di negara itu selama berabad-abad.
Gerakan Umat Islam diprediksi muncul kembali sebagaimana gerakan Black live Matter di Amerika Serikat. Setiap kasus pelanggaran HAM menjadi Gerakan Sipil yang besar dan menggulingkan stabilitas nasional. Masyarakat dunia menyoroti kematian orang Islam di negara mayoritas Islam, Indonesia. Ini membuktikan kejahatan HAM tidak harus memiliki latar belakang berbeda seperti AS dengan isu kulit putih dan kulit hitam.
Pembunuhan George Floyd oleh seorang perwira polisi kulit putih adalah katalisator protes anti-rasis yang meluas di AS musim panas ini. Pembunuhan 6 orang FPI oleh seorang 1 tim polisi adalah katalisator protes anti-ketidakadilan yang meluas di Indonesia musim hujan ini. Meskipun kematian kedua peristiwa ini jauhnya, seruan untuk keadilan rasial sangat terasa melalui serangkaian protes yang penuh gairah.
Selain mengutip pengalaman menyakitkan menjadi orang kulit hitam di Amerika, Umat Islam berpolitik dalam era Soekarno pernah dituduh pengkhianatan oleh PKI mengatakan bahwa mereka berjuang untuk masyarakat yang secara radikal lebih setara.
Kita melihat peristiwa memiliki sejumlah tuntutan, yang mencakup penghapusan matriks kekerasan geng polisi Metropolitan dan mengubah kurikulum sekolah untuk menyertakan lebih banyak sejarah akhiri kekerasan (end violence).