1. Pilkada Serentak Hasilkan Calon Koruptor dan Calon Inovator
Akhir tahun ada Pilkada Serentak, Begini kesiapan distribusi calon koruptor 5 tahun ke depan karena setiap pemenang pilkada cenderung dan berpotensi masuk ke pusaran korupsi. Tapi beberapa orang kepala daerah menjadi inovator
Berdasarkan penjelasan diatas fabrikasi kampanye dan kebijakan era post truth cenderung berbohong, penipuan, kepalsuan, fib, ketidakbenaran, fiksi, pemalsuan, penemuan, ramuan, dan perbuatan berdalih selama kampanye dan kebijakan.
Artinya secara substansi, setiap bernyawa akan merasakan kematian, dibohongi politisi, dan dingkari janji setelah memilih pasangan calon kepala daerah. Ekspresi mikro dan konteks ini adalah beberapa elemen yang mempengaruhi interpretasi ekspresi mikro politisi tergantung pada konteks di mana mereka terjadi berbicara.
2. Ketidaknyamanan Akhir Tahun di Indonesia
Tahun 2021 adalah 2020 sesi 2 dengan masalah-masalah berbeda dan kebahagiaan berbeda.
Kemampuan untuk memantau dan mengelola keadaan energi, emosi, pikiran, dan perilaku Akita dengan cara yang dapat diterima dan menghasilkan hasil positif seperti kesejahteraan, hubungan cinta, dan pembelajaran tahun 2020.
Pola masyarakat reaksioner, terkadang sulit dipecahkan pemerintahan dalam paradigma kesuksesan nasional. Tentu saja, sejarahnya bukanlah sebuah agenda dari satu pencapaian besar demi satu.
Kegagalan atau kelumpuhan politik belaka memengaruhi stabilitas pemerintahan setelah kejadian mengejutkan tertentu, semuanya mulai berubah 'Superman' menjadi sosok diktator yang sangat ditakuti.
2. Terbukti Korupsi Masih Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia
Banyak yang menjaga citra di publik tapi sedikit menjaga diri dari korupsi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Pentingnya sebuah perilaku baik dibandingkan pura-pura baik agar terlihat baik. Bagai mana membuat seseorang membuat pendapat baik dengan berperilaku baik. Menteri sosial pribadi dinilai baik oleh masyarakat, sejauh itu sesuai dengan fakta dan bertujuan baik dengan baliho.
Dengan fakta korupsi menjadi paradoks ketika kementerian sosial memasang foto-foto atau gambar-gambar yang dinilainya baik. Masyarakat membuat status yang berisi kritik-kritik terhadap pemerintah. Mereka tidak punya "input" atau kesan yang baik terhadap pemberantasan korupsi.
Seorang politisi Juliari Batubara di berbagai media sosial dan media masa tentang "Pria bersosial dan peduli tapi dana bansos dikorupsi kemensos" itu juga merupakan pencitraan. Tidak hanya pencitraan tentang kasusnya, tetapi lebih kepada pribadi serakah berbeda Edhy Prabowo menutup instagramnya.
3. Gerakan Sosial Desa Konawe Golput Secara Sadar
Selain Litbang Kompas menunjukan kepercayaan publik ke Jokowi menurun, Kini 1 Desa Konawe secara sadar Golput untuk Pilkada serentak. Desa ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 0 persen kepada demokrasi di Indonesia dengan margin of error sekitar 0 persen.
Fenomena korupsi ini membuat masyarakat gerah dan marah. Sebab pelaku korupsi dasarnya didasari atas konsep hukum tentang “keadilan yang fundamental” telah mengambil hak-hak rakyat secara paksa.
Dalam hukum positif Indonesia masih terdapat beberapa kejahatan yang memuat ancaman hukuman mati sebagaimana pemberantasan
tindak pidana terorisme, pemberantasan tindak pidana korupsi, pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan dan lainnya.
Pemerintah harus menerapkan hukuman mati sesuai aturan berlaku karena hukuman mati memberi kewenangan kepada pihak eksternal dan lembaga manusiawi untuk meniadakan atau mencabut hak hidup seseorang.
Hal itu tidak mengkhianati hakikat hak hidup yang bersifat melakat (inherent) dan tak terpisahkan (inseparable) dari diri seorang manusia. Hak hidup itu diterima sejak seseorang menjadi manusia namun hak dicabut setelah mereka melakukan “ketidakadilan yang fundamental”.
4. Audur Linda Sonjudottir Masuk Islam Kebahagiaan Setelah Ateis
Audur Linda Sonjudottir wanita kelahiran islandia resmi menjadi mualaf. Perjalanan Linda menjadi mualaf tentu tidak mudah karena ia memasuki fase ateisme karena tidak percaya agama karena banyak kejanggalan agama sebelumnya.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Gus Miftah, guru spiritual sekaligus sahabat Deddy Corbuzier saat ditemui langsung di podcast closethedoor. Di Islandia agama Islam memiliki citra teroris sehingga Linda menjadi salah satu orang yang membenci Islam.
Audur Linda Sonjudottir mulai mengenal Islam saat dirinya tinggal di Indonesia, melalui dakwah Gus Miftah. Gus Miftah menjelaskan Islam dengan menyenangkan bisa di bilang guru spiritual agama Islam menjauhi ucapan kasar dan berkata santun.
Beberapa teman pada awalnya sangat marah dan terkejut karena mereka sangat anti-Muslim. Memang, di Islandia tidak sedikit yang Islamofobia. Namun, akhirnya kawan-kawan saya itu mulai mengerti dan Linda memiliki banyak teman termasuk Gus Miftah dan Deddy Corbuzier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H