Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gita Wirjawan Improvisasi untuk Bertahan Hidup

2 Desember 2020   13:59 Diperbarui: 2 Desember 2020   14:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)

Indonesia adalah komponen paling kritis dari ASEAN dan komitmen Indonesi kepada ASEAN tidak diragukan lagi.Evolusi kebijakan ASEAN seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kehormatan bagi Indonesia telah bergerak jauh dari tahun ke tehun. Gita Wirjawan bicara mengenai stabilitas dengan politik yang diterima dan menerima.

Perkembangan perekonomian ASEAN akan begitu bagus tanpa adanya perang di kawasan ini antara anggota ASEAN. Indonesia akan menjunjung perdamaian dengan pertahanan dan keamanan kawasan.

Perspektif Indonesia tentang ASEAN dalam narasinya dua tahap. Pertama pandangan tentang apa yang sedang terjadi secara global dan kedua pandangan tentang apa yang sedang terjadi secara wilayah.

Dunia melihat beberapa negara lebih maju dan beberapa negara lebih terbelakang dengan pelonggaran kuantitaf versi mereka sendiri. Negara Amerika Serikat, Jepang dan Inggris serta Uni Eropa secara kumulatif penambahan likuiditas senilai tujuh triliun dolar AS ke dalam sistem.

Indonesia dengan kebijakan moneter secara konsisten diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Sejalan dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terpelihara dengan baik, Indonesia melonggarkan kebijakan moneter secara berhati-hati dan terukur guna mendukung pemulihan ekonomi domestik.

Ekspektasi kenaikan suku bunga di AS memengaruhi negara-negara berkembang dan ASEAN selalu menjadi bagian terbesar dari kenaikan suku bunga di AS dengan ukuran ekonomi 2,5 triliun dolar. Mata uang dan pasar modal telah terpengaruh dengan ekspektasi kenaikan suku bunga.

Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)
Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)

Kebijakan moneter yang sesuai dengan upaya menjaga inflasi dalam kisaran sasarannya dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam tingkat yang aman. Pada saat yang sama negara-negara maju telah mencairkan ekonomi mereka dengan likuiditas tambahan 7 trililiun USD ke dalam sistem mereka.

ASEAN belum bisa melakukan pelonggaran kuantitatif sehingga ASEAN agak dirugikan dibandingkan negara lain dalam hal tidak memiliki likuiditas yang ASEAN butuhkan. Likuiditas sendiri merupakan kemampuan posisi uang kas dalam suatu organisasi ASEAN dalam membayar kewajiban hutangnya secara tepat waktu.

ASEAN menghabiskan waktu untuk berbicara tentang dorongan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan. Sebuah kondisi dimana setiap anggota ASEAN mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas, tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Indonesia melihat 5 pusat ekonomi yang menanamkan likuiditas namun hal itu telah membuat hidup sedikit lebih sulit dan kemungkinan itu berlanjut dalam waktu dekat. Indonesia tidak menyarankan ASEAN untuk pelonggaran kuantitatif karena ASEAN berada di level yang berbeda.

Negara maju mungkin melakukan pelonggaran kuantitatif namun bila terdapat kesepakatan memasukan kedalam sistem ASEAN. Maka, terdapat metrik diferensial misal Seorang entrepreuner di Indonesia pergi ke bank untuk meminjam uang dengan biaya 15%, Seorang entrepreuner yang sama di Singapura ke bangk akan dikenakan biaya 1,5% sampai dengan 2%. Metrik diferensial dalam kapasitas ASEAN dan negara lain di dunia.

Negara-negara ASEAN dan negara-negara non-ASEAN semakin menarik dalam level selanjutnya. Dalam level kedua Indonesia memiliki matriks fundamental meliputi kesiapa, kapasitas dari segi infrastruktur keras dan lunak dan inklusivitas keuanganya.

Indonesia memiliki elektrifikasi sekitar 700 kilowatt jam per kapita, bandingkan elektrifikasi dengan Malaysia mencapai 4500 kilowatt jam per kapita, bandingkan elektrifikasi dengan Singapura mencapai 9000 kilowatt jam per kapita. Elektrifikasi singapura pertama,   elektrifikasi malaysia kedua dan Indonesia terakhir berdasarkan perkapita.

Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)
Diskusi Gita Wirjawan di  An Indonesian Perspective On The ASEAN Economic Community (dokumen pribadi)

Produktivitas melihat marjinal berdasarkan penyesuaian purchasing power parity (PPP). Setidaknya terdapat 122 juta orang di Indonesia dalam angkatan kerja, terdapat  sekitar 13 juta di Malaysia dalam angkatan kerja dan  , terdapat  sekitar 4 juta di Singapura  dalam angkatan kerja. 122 juta orang di Indonesia mampu memproduksi barang dan jasa senilai 20.000 dolar dengan basis yang disesuaikan PPP.

Malaysia terdapat  sekitar 13 juta mampu memproduksi barang dan jasa senilai 50.000 dolar dan   4 juta di Singapura  mampu memproduksi barang dan jasa senilai 115.000 dolar dengan basis yang disesuaikan PPP. Ini mencerminkan posisi setiap negara di ASEAN dalam rantai nilai infrastruktur pendidikan berada di tingkat kejuruan atau pendidikan tinggi di masing-masing dari tiga negara di ASEAN.

Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 36% dari tahun ke atas di Indonesia sedangkan Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 80% di Malaysia, sedangkan Inklusi keuangan pada anak usia 15 tahun yang memiliki akses ke rekening bank 96% di Singapura.

Dalam rute, penetrasi seluler, penetrasi internet dan semakin jelas siap atau tidak siap negara-negara di ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan gerbang pintu terbuka semuanya menjadi lebih mudah dalam pergerakan tenaga kerja, pergerakan modal, pergerakan jasa, dan pergerakan barang. Indonesia tidak diragukan dalam pintu terbuka dengan prinsip sosial budaya, prinsip ekonomi maju dan prinsip keamanan politik.

Indonesia memiliki prinsip-prinsip ASEAN yang mentransformasikan Indonesia menjadi komponen penting ASEAN dan Indonesia akan semakin menjadi bagian besar lebih menarik. Karena ruang fiskal Indonesia sekitar 70% dari ruang fiskal sebagian besar berpusat pada komoditas energi sedangkan 30% adalah sentris non-energi. Indonesia mencoba diversifikasi dari komoditas dan energi berdasarkan kebutuhan ASEAN.

Diversifikasi harus dibarengi kebutuhan Internasional juga. Indonesia mengalami perubahan risiko berada di bawah tekanan dan Indonesia cenderung terbuka. Kecenderungan postur kebijakan nasionalis tidak akan terus berlanjut karena tahun-tahun politik cenderung nasionalis tapi perekonomian disadari kebutuhan modal, kemampuan produksi, dan pdb yang harus meningkat.

Lebih banyak di ASEAN meredupkan nasionalisme dalam politik dan mendahulukan perekonomian dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk meningkatkan perdagangan Internasional dan perdagangan di ASEAn sendiri. Kolektif perdagangan menempatkan posisi Anda dan Saya sebagai warga negara dunia selain warga negara Indonesia.

Kemungkinan nasionalis akan terus menguat secara politik tapi perdagangan akan mengalami penguatan melalui tantangan postur atau ruang fisikalnya dan tantangan dalam kebijakan moneter dikarenakan adanya renormalisasi kebijakan moneter berlangsung di AS. Setiap mata uang terdepresiasi begitu juga Indonesia.

Pembuat kebijakan atau pemimpin untuk membuka diri agar modal kembali ke Indonesia seperti biasa agar Indonesia lebih baik berintegrasi dengan negara-negara ASEAN, Indonesia meningkatkan rantai nilai, dan Indonesia menjadi lebih inklusif secara finansial membangun infrastruktur.

Perdagangan adalah kebutuhan bagi negara-negara ASEAN dalam hal intra-ASEAN dan ekstra-ASEAN. Perdagangan intra-ASEAN telah meningkat stabil. Sedangkan untuk ekstra-ASEAN, Indonesia dengan mitra dagang utama AS, China, Jepang dan Australia. Komposisi ruang fisikal Indonesia cerminan dari akun perdagangan Indonesia sehingga komoditas ekspor didistribusikan negara ekstra-ASEAN.

ASEAN harus memastikan ruang fisikal didstribusikan ke negara luar ASEAN baik barang maupun jasa.Tantangan ini dari akun perdagangan untuk memperoleh keuntungan dari apapun yang keluar dan masuk dari ASEAN. Keharusan mengatur ulang dengan melibatkan rantai nilai komoditas non energi dominan dari ASEAN.

Inisiatif menyisihkan 20% dari anggaran untuk keperluan pendidikan membawa keuntungan bagi perdagangan negara ASEAN. Inisiatif negara Indonesia melakukan bilateralisasi, pluritalirasi dan multilateralisasi yang lebih baik. Merefleksikan kemampuan atau sarana dan prasarana menyediakan jasa.

Perjanjian perdagangan bebas bentukan Amerika Serikat yang disebut Trans Pacific Partnership (TPP). TPP ini beranggotakan 12 negara Asia-Pasifik yang terdiri atas Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Vietnam, Cile, Brunei, Singapura, dan Selandia Baru. Negara-negara tersebut mewakili 40 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. TPP kaitan dengan MEA.

Indonesia harus mempersiapkan diri agar bersaing dalam wilayah MEA belum menunjukan posisi terbai sehingga risiko besar Indonesia bergabung Trans Pacific Partnership. Indonesia memiliki elektrifikasi sekitar 700 kilowatt jam per kapita, bandingkan elektrifikasi akan kalah bersaing karena infrastruktur Indonesia belum siap.

Produktivitas marjinal berdasarkan PPP Indonesia hanya 20.000 dolar  barang dan jasa per orang. Rata-rata tenaga kerja di Indonesia tidak mampu produksi sebanyak rata-rata tenaga kerja di Malaysia dan Singapura menunjukan daya saing Indonesia rendah. Penjaja bakso pinggir jalan singapura punya akun bank bandingkan dengan Indonesia yang harus tunai.

Penanaman modal asing harus ramah, iklim investasi bersahabat dan ekonomi bersahabat dengan manuver kebijakan yang tidak membingungkan dunia. Ironis penanaman  modal asing di Indonesia rendah. Modal tidak mengalir ke negara Indonesia karena tesis tidak diartikulasikan benar.

Jangan retorika target yang tinggi sehingga modal tidak datang tapi kolaborasi yang lebih baik untuk mencapai target yang tinggi dengan komunitas internasional kemudian Indonesia meningkatkan rantai nilai lebih mudah dan baik. Sedikit lebih baik, sedikit lebih cepat dan sedikit lebih awal untuk berimprovisasi dalam hidup agar bertahan dan selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun