Apa yang terjadi jika semua orang Indonesia menjadi vegetarian?
Di Indonesia, menu vegetarian dan wajib makan menu tempe tampak seperti mimpi atau utopia, terutama saat Idul Adha, salah satu hari raya keagamaan terbesar bagi umat Islam di negara ini.
Festival, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, melibatkan penyembelihan hewan, terutama sapi, kambing, dan domba, sebagai tindakan pengabdian dan rasa terima kasih kepada Tuhan.
Bagi banyak Muslim di Indonesia, menu daging merupakan bagian penting dari makanan dan budaya mereka, dan sering dianggap sebagai simbol kemakmuran dan status sosial.
 Selama Idul Adha, konsumsi daging meningkat secara signifikan, dan banyak keluarga menyiapkan pesta yang sangat besar untuk dibagikan kepada orang yang mereka cintai dan masyarakat.
Pada tahun 2023 dengan produksi daging sapi potong mencapai 437,67 ribu ton ditambah daging sapi perah 5,82 ribu ton dan kerbau sekitar 26,53 ribu ton sehingga total penyediaan 470,02 ribu ton, sementara konsumsi nasional diestimasi mencapai 745,96 ribu ton, maka masih terjadi defisit daging sebesar 275,95 ribu ton.Â
Berdasarkan satudata.pertanian.go.id bahwa Indonesia menjadi negara yang kekurangan daging sebesar 275,95 ribu ton daging sehingga Indonesia perlu impor daging pada tahun 2023.
Untuk mengetahui jumlah sapi yang perlu diimpor, kita perlu mengetahui berapa ton daging sapi yang diperlukan untuk memenuhi defisit tersebut dapat diasumsikan bahwa 1 sapi menghasilkan rata-rata 250 kg daging sapi.
Dengan defisit daging sapi sebesar 275,95 ribu ton, maka jumlah sapi yang diperlukan adalah 275,950 ton / 0.25 ton per sapi = sekitar 1,103,800 sapi untuk memenuhi defisit daging sapi sebesar 275,95 ribu ton pada tahun 2023.
Banyak anak muda menolak gaya hidup vegetarian dan menganjurkan menu makanan daging yang lebih berkelanjutan dan etis dengan mereka menjadi penggembala sapi, domba, kerbau, dan kambing.