Ketiga, pasangan ini mampu mengatasi masalah kekurangan enterpreneurship atau konglomerasi di kalangan umat Islam.
CT adalah satu-satunya sosok konglomerat Indonesia beragama Islam dari 10 orang terkaya di Indonesia bukti lemahnya umat Islam di Indonesia dalam menguasai sektor bisnis dan ekonomi.
Umat Islam merupakan mayoritas dengan jumlah mencapai 90 persen dari total penduduk Indonesia namun menunjukkan adanya ketidakadilan proporsional.
Semestinya secara proporsional dari 10 orang terkaya di negeri ini, 9 orang adalah beragama Islam sementara sisanya beragama non-Islam.
Indonesia membutuhkan lebih banyak enterpreneurship dan konglomerasi untuk menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian dari praktisi yakni Chairul Tanjung (CT).
Anies dan CT dapat mengimplementasikan program-program yang memudahkan masyarakat untuk memulai usaha, seperti memberikan pelatihan dan dukungan finansial bagi para enterpreneur atau konglomerasi muda.
Keempat, Anies dan CT memiliki komitmen untuk memajukan Indonesia. Keduanya memiliki visi yang sama yaitu membangun perubahan bagi ketidakadilan proporsional di Indonesia.
Dalam konteks ketidakadilan proporsional antara Pulau Jawa dan luar Jawa, Anies dan CT juga dapat bekerja sama untuk meningkatkan investasi dan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
Kemampuan Anies dan CT juga telah berperan aktif dalam memperkuat koordinasi antarlembaga pemerintah dan sektor swasta untuk menggerakkan ekonomi Indonesia.
Dengan kemampuan dan komitmen yang dimiliki Anies dan CT, mereka dapat bekerja sama untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kelima, Anies dan CT memiliki kepedulian untuk melawan perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Indonesia.