Masyarakat Amerika Serikat menganggap bahwa setiap orang Islam adalah kelompok militan al-Qaeda sebagaimana masyarakat Cilegon menganggap orang kristen adalah kelompok militan penjajahan yang ingin menjajah mereka.
Bagi pembaca dari kota Cilegon yang pernah menjadi minoritas di Amerika Serikat pasti berkata tidak benar bahwa semua orang Islam adalah militan Al-Qaeda begitu juga orang kristen Amerika Serikat menganggap tidak benar pendirian gereja untuk kristenisasi berujung penjajahan karena bertentangan dengan ajaran Kristen.
Nah, kena deh perkembangan tak terduga dalam tulisan ini bahwa Cilegon bisa terbuka mendirikan Kuil, Pura, Vihara, dan Kelenteng untuk memenuhi kebutuhan spritual mereka begitu juga Amerika Serikat bisa terbuka terhadap komunitas Islam yang sering diidentifikasi teroris.
Masyarakat Cilegon tidak bisa mengubah sejarah serangan 11 September 2001 yang bertepatan hari ini menjadi luka batin yang dalam di Amerika Serikat sehingga turut berduka cita menumbuhkan Islamphobia.
Begitu juga, masa lalu Kesultanan Banten yang runtuh tidak bisa mengubah sejarah kristenisasi dengan tujuan penjajahan menumbuhkan luka batin di Cilegon sehingga turut berduka cita menumbuhkan kristenphobia.
Adapun komunitas Cilegon yang masuk kristen adalah pilihan mereka dan komunitas Amerika Serikat masuk Islam adalah pilihan mereka karena mereka berpikir tidak seburuk apa yang kita kira.
Jika masa lalu terlalu buruk marilah kita obati dengan masa depan yang lebih baik dengan persaudaraan dalam kemanusiaan (Ukhuwah basyariyah) dengan kerukunan ummat beragama.
Dengan demikian Cilegon harus menjadi teladan bagi Amerika Serikat pada serangan 11 September 2001 dengan menjamin setiap kebebasan beragama dan kemudahan pendirian rumah ibadah masyarakatnya.
Â