Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Ormas Islam Terbesar di Indonesia

6 September 2022   09:06 Diperbarui: 6 September 2022   09:12 31488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi Masyarakat (Ormas Islam) terbesar bukan hanya ritual keagamaan tapi wadah pergerakan nasional melawan penjajahan untuk mewujudkan Indonesia merdeka lahir dan batin.

Indonesia memiliki berbagai macam latar belakang, mulai dari organisasi Islam terbesar dari daerah sampai nasional namun beberapa organisasi Islam sudah ada sejak zaman penjajahan memperjuangkan Indonesia merdeka lahir dan batin sebagai berikut: 

1. Nahdlatul Ulama

Logo Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Dok. Istimewa
Logo Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Dok. Istimewa

Nahdlatul Ulama atau dikenal NU didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari pada tanggal 31 Januari 1926 M di Kota Surabaya memiliki anggota 120 juta pada tahun 2022.

Nahdlatul Ulama memiliki afiliasi Islam Sunni atau lebih dikenal atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau disingkat ASWAJA untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui resolusi jihad.

Resolusi menyatakan perjuangan untuk merdeka adalah perang suci atau jihad dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy'ari untuk memerangi penjajahan. K.H. Hasyim Asy'ari mendesain organisasi NU sebagai calon pemimpin bangsa.

K.H. Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ulama pendiri organisasi Nahdhatul Ulama, dan beliau merupakan kakek dari Presiden keempat yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

 2. Muhammadiyah

Logo Organisasi Muhammadiyah. Foto: Dok. Istimewa
Logo Organisasi Muhammadiyah. Foto: Dok. Istimewa

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta memiliki anggota 70 juta pada tahun 2022.

Muhammadiyah memiliki afiliasi Islam Sunni atau lebih dikenal atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau disingkat ASWAJA untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui pendidikan modern dikenal Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Pada abad ke 19 sampai awal abad 20, pemerintah Hindia Belanda tidak memberi kesempatan yang luas kepada penduduk pribumi untuk pendidikan sehingga K.H. Ahmad Dahlan membangun sistem pendidikan dengan sistem Barat, memakai meja, kursi, dan papan tulis hingga sistem ini digunakan Pemerintah Indonesia.

Berbeda dengan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah berada di luar pemerintahan karena gerakan  K.H. Ahmad Dahlan bersifat non-politik apalagi Muhammadiyah tidak mendesain anggota organisasi menjadi calon Presiden Indonesia seperti Gus Dur.

3. Persatuan Islam

Logo Organisasi Persatuan Islam (Persis). Foto: Dok. Istimewa
Logo Organisasi Persatuan Islam (Persis). Foto: Dok. Istimewa

Persatuan Islam atau dikenal Persis didirikan oleh K.H. Zamzam dan K.H. Muhammad Yunus pada 12 September 1923 M di Kota Bandung memiliki anggota 10 juta pada tahun 2022.

Persatuan Islam memiliki afiliasi Islam Sunni atau lebih dikenal atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau disingkat ASWAJA untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui Bandung lautan api.

Bentrokan bersenjata antara Inggris dan santri Persis. Akibatnya, musyawarah Kolonel A.H. Nasution dan ulama Persis untuk pembumi-hangusan kota Bandung dikenal Bandung lautan api.

Persatuan Islam (Persis) seperti Muhammadiyah berada di luar pemerintahan karena gerakan  K.H. Zamzam dan K.H. Muhammad Yunus bersifat non-politik apalagi Persatuan Islam  tidak mendesain anggota organisasi menjadi calon Presiden Indonesia seperti Gus Dur.

4. Persatuan Ummat Islam

Logo Organisasi Persatuan Ummat Islam (PUI). Foto: Dok. Istimewa
Logo Organisasi Persatuan Ummat Islam (PUI). Foto: Dok. Istimewa
Persatuan Ummat Islam (PUI) didirikan oleh K.H. Abdul Halim di Kabupaten Majalengka pada Senin tanggal 17 Juli 1911 M sedangkan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII) didirikan oleh K.H. Ahmad Sanusi dari Kota Sukabumi pada Selasa tanggal 1 Februari 1944 M.

Pada hari Jumat tanggal 21 Desember 1917 diperingati sebagai Hari Lahir PUI dan pada hari Sabtu tanggal 5 April 1952 diperingati sebagai Hari Fusi PUI meningkatkan 2 juta anggota pada tahun 1952 dan PUI pada tahun 2022 berjumlah 50 juta anggota di usia 105 tahun.

Persatuan Ummat Islam (PUI) memiliki afiliasi Islam Sunni atau lebih dikenal atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau disingkat ASWAJA untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui BPUPKI.

Raden Syamsuddin bergabung sebagai anggota PUI kemudian didelegasikan K.H. Ahmad Sanusi dan K.H. Abdul Halim untuk berjuang kemerdekaan melalui Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan, lebih dikenal sebagai BPUPKI.

PUI sama dengan Nahdlatul Ulama berada di dalam pemerintahan karena gerakan K.H. Abdul Halim dan K.H. Ahmad Sanusi bersifat politik melalui anggotanya yakni Raden Syamsuddin menjadi Walikota Sukabumi Pertama, Menteri Penerangan, dan juga Wakil Perdana Menteri I pada Kabinet Amir Sjarifuddin II.

NU dan PUI menilai tidak semua tradisi Nusantara buruk dan tradisi bisa memberikan inspirasi untuk memodernisasi Islam sementara Muhammadiyah dan Persis menilai tidak semua tradisi Nusantara baik sehingga terjadi gerakan pemurniaan (purifikasi) Islam karena ada tradisi yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam.

Mereka terkesan saling berlawanan dalam interaksi dengan dunia yang lebih luas dan sebagai bagian dari sistem yang dinamis disebut amar ma'ruf nahi munkar  tersebut menggambarkan pembagian peran organisasi yang paling mendasar dan mendalam. 

Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan mereka, yaitu NU dan PUI  dengan tangan kekuasaan jika mereka adalah penguasa atau mereka mempunyai jabatan sementara Muhammadiyah dan Persis  dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman seorang mukmin.

Demikian organisasi masyarakat yang berbentuk perhimpunan yang mewadahi seluruh Sntri dan Ulama baik dari NU, Muhammadiyah, Persis, hingga PUI miliki afiliasi Islam Sunni atau lebih dikenal atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah (ASWAJA) berjuang untuk Indonesia merdeka lahir dan batin dengan menjadi empat pilar keutuhan NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun