Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pertamax Naik, Pertalite Habis, dan Kendaraan Listrik Desain Futuristis

5 April 2022   15:44 Diperbarui: 5 April 2022   15:56 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia

Bagi para pengguna kendaraan listrik, pasti tidak asing dengan istilah kendaraan listrik yang mulai diperbincangkan setiap keterbatasan minyak bumi berdampak energi tidak terbarukan benar-benar habis.

Selama beberapa dekade terakhir, kekhawatiran kita sebagai konsumen masih dipandang bahwa Indonesia memiliki ketergantungan dan harga yang terus meningkat impor minyak, serta pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Transportasi desain kuno menggunakan minyak ini telah menyebabkan ilmuwan untuk melakukan penelitian yang lebih proaktif pada kendaraan dengan energi alternatif untuk dikomersialkan ke Indonesia.

Kepentingan Indonesia dalam kebijakan energi pelan-pelan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dalam transportasi
pribadi menjadi fondasi kendaraan listrik saat ini. Namun, mereka belum mencapai signifikan menciptakan kendaraan listrik sebagai mobil nasional atau mobil nasional untuk menembus pasar kendaraan global.

Pada tahun 2012, sekitar 113.000 mobil terjual di dunia, lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya tahun, terutama di Amerika Serikat, Jepang dan Cina, dan 20 juta EV diproyeksikan untuk berada di jalan pada tahun 2022. 

Saat ini, Chevrolet Volt, Nissan Leaf dan Toyota Plug-in Prius adalah kendaraan listrik yang paling banyak dijual di dunia. 

Dengan saran kami bahwa insentif agar peningkatan signifikan dalam R&D dan infrastruktur untuk teknologi kendaraan listrik dan pengurangan biaya baterai, penetrasi pasar kendaraan ini diharapkan menjadi lebih menonjol dalam waktu dekat.

Kendaraan listrik saat ini dianggap kami sebagai beberapa alternatif terbaik untuk kendaraan konvensional mengingat harga Pertamax mengalami kenaikan signifikan sedangkan Pertalite cepat habis dan Premium langka.

Transportasi desain futuristis memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan alternatif karena kendaraan uap sangat berbahaya, kotor dan mahal, dan kendaraan pembakaran internal baru dikembangkan dan masih memiliki kepastian masalah teknis seperti bermain Tamiya.

Jika ketika kamu bermain Tamiya baterai ABC setelah habis diganti dengan batrai ABC baru. Namun, kendaraan listrik baterai dapat diisi/diisi ulang dengan mencolokkan ke jaringan listrik seperti ponselmu yang sudah habis batrai.

Kendaraan listrik ini ideal untuk bepergian dan melakukan tugas dalam jarak dekat dan jauh karena SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar)di Indonesia belum menyediakan tempat charge hingga PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

SPLU dan SPKLU. Sumber gambar: Kompas.com
SPLU dan SPKLU. Sumber gambar: Kompas.com

Enaknya bebas pajak dan bebas dari kebijakan ganjil genap di semua wilayah Jakarta dan kota sekitarnya didukung pembangunan infrastruktur kendaraan listrik hingga kegiatan hingga formula e diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta.

Tidak ada konsumsi bensin atau emisi selama semua pengguna kendaraan menggunakan mode listrik beberapa kekurangan dari kendaraan ini yang kami rasakan sebagai berikut:

  1. Pengisian daya dapat memakan waktu hingga 4 jam di Level 2 sedangkan Pertamax hanya2-3 menit saja.
  2. Pengisian daya belum tersedia di seluruh Indonesia baik SPLU dan SPKLU kecuali  Jakarta.
  3. Sedikit montir yang paham mengenai kendaraan listrik sehingga tempat service terbatas.
  4. Sedikit ragu digunakan ketika Jakarta banjir karena khawatir konsleting listrik tak terduga.

Setidaknya, Indonesia mengalami trend mobil listrik meningkat produktif, nyaman, dan efisien digunakan melalui bertanggung jawab atas operasi, pengembangan, dan pemeliharaan dari jaringan distribusi bahan bakar listrik (BBL) seperti Amerika Serikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun