Pertamax naik adalah langkah strategis Indonesia menuju transformasi sektor energi nasional dari berbasis fosil menjadi nol-karbon pada paruh kedua abad ini dengan subsidi ke energi ramah lingkungan
Transformasi sektor energi mengacu pada pergeseran sektor energi nasional dari sistem produksi dan konsumsi energi berbasis fosil termasuk minyak bumi termasuk pertamax ke sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari, serta baterai lithium-ion.
"Indonesia berfokus pada transisi inovatif sistem energi secara keseluruhan dari kolaborasi sejak produksi hingga distribusi ke konsumsi." Ucap Abdurrofi Abdullah
 Pada intinya adalah kebutuhan untuk mengurangi emisi CO2 terkait energi untuk membatasi perubahan iklim dengan menaikkan bahan bakar minyak semaksimal mungkin dan menurunkan energi terbarukan di Indonesia.
Rencana pertamax naik dibangun di atas gagasan sistem energi berkelanjutan yang ditetapkan dalam rencana induk energi pertama adalah masyarakat akan merasakan kerugian menggunakan fosil dan kedua adalah masyarakat merasakan untung menggunakan energi ramah lingkungan di Indonesia.
"Pandangan pertamax naik dalam upaya transisi energi Indonesia menguraikan jalur bagi Indonesia untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris dan menghentikan laju perubahan iklim dengan mengubah lanskap energi nasional secara tepat. " Ucap Abdurrofi Abdullah
Grafiknya yang diteliti dengan baik dan sederhana menunjukkan bagaimana energi ramah lingkungan menggantikan bahan bakar fosil yang terbatas, kemudian grafik ini menggabungkan data dari semua negara di dunia termasuk Indonesia.
Kenaikan pertamax untuk menunjukkan bagaimana pergeseran nasional membutuhkan waktu yang sangat sebentar karena investasi dalam teknologi transisi energi, infrastruktur, dan model bisnis meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Indonesia akan membawa emisi CO2 ke nol bersih pada tahun 2060 namun bukan tidak mungkin cepat berjalan dengan kebijakan subsidi " Ucap Abdurrofi Abdullah
Pertamax naik ini ini menyajikan opsi untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C karena setiap pengguna energi fosil telah berkontribusi merusak lingkungan dengan wawasan tingkat tinggi pada keberlanjutan manusia itu sendiri di Indonesia.