Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Faktor-faktor Utama Konflik Ukraina antara NATO dan Rusia

25 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 25 Februari 2022   15:04 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola protes anti-Nato hingga anti-putin. Sumber gambar: newsblein

Sejarah buruk di era Uni Soviet juga yang membuat Rusia kini masih 'konflik' dengan NATO terdapat lima faktor utama yang berkontribusi terhadap  konflik Ukraina menurut Abdurrofi Abdullah sebagai berikut:

1. Kebangkitan Kekuatan Politik Uni Rusia sebagai Neo-Soviet

Aliansi Nato mencegah bangkit Uni Rusia. Gambar: AFP diolah Abdurrofi Abdullah Azzam
Aliansi Nato mencegah bangkit Uni Rusia. Gambar: AFP diolah Abdurrofi Abdullah Azzam
Keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dimulai pada tahun 1994 ketika pemerintah Ukraina mendeklarasikan integrasi ke dalam Uni Eropa sebagai kebijakan luar negeri utamanya. 

Namun kenyataannya,  Ukraina tidak bisa berbuat banyak karena  Rusia adalah mitra dagang utama  dan  pemasok gas alam dan minyak  terbesar ke Ukraina dan terdapat kekuatan politik Uni Rusia sebagai neo-Soviet.

Kebangkitan kekuatan politik putin membuka kesempatan untuk membuat aliansi dengan elit ukraina dan kesepakatannya adalah mereka akan mendukung politik Uni Rusia sebagai neo-Soviet.

Ukraina merupakan salah satu gerakan pembangkang terbesar di Uni Soviet. Namun, kini Ukraina memiliki gerakan pembangkang terbesar wilayah Donetsk dan Luhansk membutuhkan bantuan Putin.

Republik Donetsk dan Republik Luhansk adalah dua wilayah pemberontak yang memproklamirkan diri sebagai negara baru karena ekonomi mengalami stagnasi dan Ukraina menjadi salah satu negara paling korup di Eropa Timur.

Kebangkitan Uni Rusia sebagai Neo-soviet atau Uni-soviet gaya baru adalah partai kekuasaan khas Eurasia yang menggunakan nomenklatura senior Soviet dan pejabat keamanan dengan basis mereka di kota-kota pusat negara itu.

2. Pola Protes Rakyat yang Didukung NATO dan Rusia

Pola protes anti-Nato hingga anti-putin. Sumber gambar: newsblein
Pola protes anti-Nato hingga anti-putin. Sumber gambar: newsblein

Ukraina adalah negara baru dengan banyak bagian yang mendasari etnis, bahasa, dan agama, meskipun pola protes didukung barat untuk membangun demokrasi dan protes didukung agen dari NATO.

NATO memperkuat kesiapan militernya dan mendukung Ukraina  untuk melawan ancaman ekspansi Rusia  pascaperang di Eropa karena Ukraina adalah bekas republik Soviet yang berbatasan dengan Rusia dan Uni Eropa.

Protes massa yang dijuluki 'Revolusi Oranye' pada tahun 2004 hingga 2005 karena pemilihan umum curang hingga Kiev sebagai ibu kota Ukraina, menjadi pusat gerakan revolusi ini agen dari Rusia.

Dengan dibuat pemrotes berdemonstrasi setiap hari menjadi negara kurang stabil dengan menggunakan demokrasi karena politis terbelah menjadi dua poros berpihak NATO dan Rusia.

Jantung pertempuran budaya mencakup sebagian besar wilayah timur Ukraina yang berbahasa Rusia karena bahasa Rusia merupakan bahasa utama sedangkan bahasa Ukraina terpinggirkan.

Poros politisi Ukraina barat mengakui  ideologi dan gagasan takdir Eropa adalah kekuatan yang lebih kuat di Ukraina barat sedangkan politisi dari Ukraina Timurlah yang paling banyak anti-Barat, anti-Eropa, dan anti-NATO cenderung ke Uni Rusia.

3. Perluasan Pasukan NATO di Ukraina Menjadi Ancaman Rusia

Ilustrasi perluasan nato dibekas Uni Soviet. Gambar: NATO diolah peneliti
Ilustrasi perluasan nato dibekas Uni Soviet. Gambar: NATO diolah peneliti
Perluasan NATO meskipun Ukraina merdeka tidak memiliki sumber energi yang melimpah seperti Rusia dan Azerbaijan namun posisi Ukraina bagi NATO terutama Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya.

Sebaliknya, NATO memahami Ukraina memiliki transit energi dan bahan baku, dan model produksi baja dan kimia berdasarkan sewa dari input negara yang disubsidi menjadi tempat strategis mudah disogok uang.

Ukraina memiliki cukup uang sewa untuk elite korup, tetapi tidak cukup untuk membayar kontrak sosial, seperti di Rusia, atau bahkan, menggunakan uang Rusia, di Belarus menjadi ancaman Rusia.

Perluasan NATO dan sekutunya untuk mengontrol Ukraina bukan hanya tujuan strategis bagi gerakan anti-Rusia untuk mendapatkan kembali status kekuatan besar untuk menghancurkan rezim Putin.

Bagi Putin komponen penting dari identitas nasionalnya yang selalu menekankan persatuan tiga bangsa Slavia Timur, bangsa Rus Kiev dan bangsa Rusia Tsar bukan di Uni Rusia yang alami dengan Ukraina dan negara sekitarnya.

4. Nasionalisme dan Revisionisme Kebijakan Luar Negeri Rusia

Sumber gambar: wall street Journal
Sumber gambar: wall street Journal
Infiltrasi nasionalisme Rusia atau Uni Rusia terkait erat dengan mitos Soviet dan identitas nasional, dan ini pasti memengaruhi sikap terhadap kebijakan luar negeri Rusia terhadap Ukraina yang dianalisis intelijen NATO.

Dalam pandangan intelijen ini, Uni Rusia sebagai 'Rusia Baru' sebagai istilah Tsar untuk Ukraina Selatan, tetapi sekarang diperluas untuk mencakup Donbas  termasuk penutur bahasa Rusia Ukraina menjadi ancaman mereka.

Cemoohan chauvinistik terhadap bahasa Ukraina adalah di warisi dari Uni Soviet dan selalu menjadi yang terkuat di Krimea, Donbas, dan Rusia sekitarnya secara lebih luas terhadap nasionalisme Ukraina menjadi kajian pertahanan.

Dalam pergerakan Uni Rusia menggunakan kata revisionisme digunakan untuk merujuk kepada berbagai gagasan, prinsip dan teori berdasarkan pada revisi atau perbaikan yang signifikan terhadap dasar pikiran Negara Ukraina.

Lebih jauh Putin menggambarkan Ukraina sebagai 'negara buatan' yang wilayahnya sering berubah selama abad kedua puluh tergantung kebijakan luar negari seperti Taiwan  sebagai 'negara buatan' yang tidak berdaulat.

Lebih penting lagi, Putin telah berulang kali menyatakan bahwa 'rakyat Rusia dan Ukraina adalah 'akar sejarah dan nasib yang sama karena memiliki agama yang sama, keyakinan yang sama, kami memiliki budaya, bahasa, tradisi, dan budaya yang sama.

5. Geopolitik Putinisme Melawan NATO dan Sekutunya

Geopolitik Putinisme melawan NATO dan sekutunya. Sumber gambar reuteurs diolah Abdurrofi Abdullah
Geopolitik Putinisme melawan NATO dan sekutunya. Sumber gambar reuteurs diolah Abdurrofi Abdullah

Putin status 'pahlawan nasional' terhadap tekanan peristiwa di Krimea dan Ukraina sehingga muncul putinisme sementara itu kita harus bijaksana menghadapi konflik Ukraina objek rebutan putinisme untuk melawan NATO.

Anggota NATO seperti dari Uni Eropa, UK, dan USA sehingga ini menimbulkan perang di Ukraina dan Rusia setuju untuk perang di Ukraina menyebarkan pengaruh di wilayah bekas kekuasaan Uni Soviet secara praktis.

Dalam hal ini, untuk menjelaskan keberhasilan publik Putin adalah dengan memetakan titik dalam sejarah di mana transisi ideologis telah dimulai dan untuk memastikan cara dia memimpin perubahan seperti itu menyatukan wilayah melihat dari persatuan ASEAN, Uni Eropa, dan kawasan lainnya.

Kehidupan politik Rusia ini telah didefinisikan ulang dalam berbagai cara yang berbeda agar pecahan anggota Uni Soviet masuk NATO dan Uni Eropa hingga akhirnya Rusia terpecah belah lagi pasca kematian Putin agar seluruh kawasan Rusia masuk NATO dan Uni Eropa.

Itu menciptakan daerah aliran sungai di sejarah antara hilangnya Uni Soviet, hilangnya Rusia, dan mengharuskan pembentukan mitos Uni Rusia kualitatif baru yang Putin gagas menjadi selalu wacana tradisionalis yang dengan terampil tertanam dalam retorika.

Kondisi masyarakat secara umum diasumsikan bahwa histeria anti-AS dan anti-Eropa yang mencengkeram ruang publik Rusia pada tahun 2014 namun pada tahun 2022 terjadi histeria anti-NATO yang diprediksi akan mentransformasikan identitas Rusia menjadi identitas Uni-Rusia

Dengan demikian kita harus bijaksana menghadapi konflik Ukraina antara Rusia dan NATO hingga akhirnya Indonesia harus berhati-hati memasuki konflik di Ukraina merusak agenda Putin membangun sejarah kemenangan melawan NATO atau sebaliknya.

Referensi : 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun