Raja-raja Nusantara terbiasa memiliki istri kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Artinya, praktik poligami sudah menjadi kebiasaan para bangsawan masa lalu. Â
Paling tidak poligami menuruti realitas kehidupan jaman sekarang bahwa kebahagiaan setelah harta dan takhta adalah wanita-wanita yang baik adalah kunci bahagia dan menghilangkan kesepian kronis.
Ketika Anda memilih poligami sebagai tanda  mewarisi budaya Nusantara berani menghadapi masalah bukan hanya dengan satu wanita tapi dua wanita atau semampunya untuk perencanaan jangka pendek, jangka mengah, dan jangka panjang.
Wanita merupakan ciptaan Tuhan yang memproses data menjadi suatu informasi poligami dan software ini disusun program atau perangkat lunak untuk perempuan yang keras menolak poligami namun ibarat puasa pasti ada masa berbuka dan terbuka terhadap poligami.
Penolakan poligami wanita umunya dari perasaan karena wanita tidak perlu menarik garis antara siapa kekasih antara wanita. Ini tentang apa jalan hati wanita saat ini yang keras menolak untuk poligami di Indonesia namun penolakan ini membukan jalan kesepian kronis untuk 2024 di masa depan.
Meskipun Sunan Gunung Jati memilih jejak Nabi Muhammad untuk poligami masih menghadapi banyak stigma, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita Indonesia umumnya hubungan monogami dianggap lebih baik daripada poligami.
Banyak wanita Indonesia takut kesepian namun tidak terlintas di pikiran poligami menjadi pernikahan romantis seseorang mendengarkan kisah Sunan Gunung Jati dalam penaklukan kesepiannya di Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H