Masyarakat Indonesia beragam kepentingan dan budaya daerah elemen sangat bervariasi keanekaragaman dapat memberikan manfaat besar bagi keuangan nasional sehingga ekonomi syariah tidak dipaksakan kepada mereka yang menolak karena mereka belum paham.
Berbagai bakat, budaya, dan latar belakang disatukan untuk membuat bangsa Indonesia yang lebih kaya dengan ide keuangan nasional baik perekonomian syariah dan non-syariah dalam kebhinekaan Indonesia.
Negara Indonesia tidak menerima gerakan ekstremis transnasional di Indonesia setelah kejadian tanggal 11 September 2001, yang selalu diklaim dilakukan oleh sekelompok gerakan terorisme di  Amerika Serikat.
Menurut Douglas A. Phillips (2005: 74) dalam bukunya Modern World Nations Indonesia menjelaskan perekonomian Indonesia yang kompleks seperti aspek lain dari geografi fisik, sejarah, dan budaya negara memiliki efek kumulatif yang mengecilkan hati investor asing karena ada terorisme di Indonesia.
Kepentingan nasional di bidang keamanan akan bermanifestasi demokratisasi ide ekonomi syariah menjadi berbagai aspek-aspek yang cukup luas menerapkan untuk mengantisipasi situasi-situasi di atas oleh Panglima TNI.
Menurut Alexandra Retno Wulan dalam (Widjajanto, 2006 : 43) dalam buku Negara, Intel, dan Ketakutan menjelaskan variabel-variabel yang menjadi determinan dalam perumusan strategi raya mencakup prinsip-prinsip nasional yang dijabarkan melalui kepentingan dan tujuan nasional dalam pertahanan.
Di antara perkembangan pada generasi muda yakni pandangan reformis radikal dan pandangan reformis konservatif adalah argumen untuk perubahan bertahap, yang merupakan pandangan yang berlaku di ide ekonomi syariah dalam modernisasi.
Ide ekonomi syariah perubahan doktrinal telah menghasilkan banyak kepastian syariah di Indonesia untuk mengakhiri dalam hal perselisihan agama merebut dan mempertahankan kekuasaan baik pandangan reformis radikal dan reformis konservatif.
Pandangan reformis konservatif mengakui nilai kearifan lokan dan budaya tanpa mengubah Indonesia menjadi Negara Islam yang lebih mudah didekati TNI dengan budi pekerti sedangkan doktrin reformis radikal mewajibkan Indonesia menjadi negara Islam dengan gerakan ekstremis transnasional didekati TNI dengan dialog gagasan namun ketika mereka mengancam senjata bisa dibalas senjata.
Mata uang baru antara reformis konservatif dalam negara Indonesia menerapkan tentara akan membutuhkan perubahan besar dalam struktur organisasi, pelatihan, dan praktik integrasi ekonomi nasional yang kokoh.
Proses reformasi ekonomi menuju tatanan demokrasi yang stabil; itu juga bergantung pada apakah pemerintah akan mampu menguasai perekonomian syariah, sumber daya nasional memulihkan kepercayaan investor, dan membawa beberapa perbaikan dalam standar hidup rakyat Indonesia.