Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Bayang-Bayang Middle Income Trap hingga Persaingan India dan Indonesia

23 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:09 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika Indonesia risiko the Middle Income trap akan  masuk ke dalam perangkap pendapatan menengah akan kehilangan keunggulan kompetitif hingga Indonesia harus melakukan usaha lebih untuk menjadi negara maju dibandingkan India di pasar global.

Indonesia dan India mereka dalam mengekspor barang-barang jadi karena gaji pekerja di negara tersebut meningkat. Pada saat yang sama, negara Indonesia tidak mampu bersaing secara ekonomi dengan negara-negara maju di pasar dengan nilai tambah yang tinggi.

Akibatnya, negara India saja terindustrialisasi sedangkan menghadapi masalah berupa investasi yang rendah, pertumbuhan industri sekunder yang lambat, diversifikasi industri yang kurang dan kondisi lapangan kerja yang buruk.

Indonesia Maju hanya untuk menghindari perangkap pendapatan menengah ternyata tidak bisa menjalin strategi-strategi untuk memperkenalkan proses-proses baru dengan produk mobil tenaga listrik dari tesla sehingga Indonesia harus mencari pasar baru untuk mempertahankan pertumbuhan ekspor.

Di Depan Jokowi, Hyundai Siap Bangun Pabrik Mobil Rp 21 T NEWS. Gambar : Efrem Siregar/CNBC Indonesia
Di Depan Jokowi, Hyundai Siap Bangun Pabrik Mobil Rp 21 T NEWS. Gambar : Efrem Siregar/CNBC Indonesia

Indonesia akan bersanding dengan perusahaan Hyundai sedangkan India dengan Tesla, perbandingan teknologi tidak kalah penting namun daya beli masyarakat Indonesia terhadap tesla terlalu rendah sehingga Indonesia memang pantas bersanding dengan Hyundai. 

Perdana Menteri Narendra Modi hari ini mengunjungi kampus Tesla Motors dan menunjukkan minat yang besar pada beberapa penemuan terobosan mereka, terutama di sektor energi terbarukan yang dapat memiliki banyak aplikasi di daerah pedesaan terpencil.

Adapun infrastruktur pendukung yang dimaksud ialah charging station. Terbatasnya fasilitas itu, tentu membuat pengguna tidak bisa menggunakan mobil listrik secara bebas sehingga Indonesia memfasilitasi perusahaan Hyundai kemudian kolaborasi dengan grab.

Persaingan ketat Indonesia dan India menjadi negara maju di Asia semakin jelas untuk mencegah ancaman the Middle Income trap. Indonesia (Abdurrofi) senang berdiskusi tentang bagaimana teknologi baterai dapat membantu transportasi bebas emisi dan membuka lapangan kerja.

Jokowi kunjungi hyundai. Gambar : swakarya.com
Jokowi kunjungi hyundai. Gambar : swakarya.com

Transformasi secara cepat Indonesia mengalahkan India karena sejumlah pabrikan secara bertahap mulai secara resmi memasarkan electric vehicle (EV). Kali ini, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) pun resmi meramaikan pasar EV di Indonesia. 

Jika India mengunjungi Amerika. Maka, Indonesia mengunjungi korea selatan sebagai mitra strategis bisnis di benua Asia Afrika.

Andalan penjualan ini bukan hanya untuk Indonesia tapi pasar Asean agar transformasi menuju IONIQ Electric dan KONA Electric. Ini adalah wujud komitmen Indonesia  dalam menghadirkan inovasi di negara-negara Asean.

Berbeda soal pengisian ulang baterai, konsumen pun dapat dengan mudah untuk melakukan pengisian di sejumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) serta di dealer resmi Hyundai sedangkan India tidak memiliki mineral untuk pembuatan batrai.

Indonesia memiliki letak strategis di garis khatulistiwa dengan kaya mineral untuk bahan baku baterai untuk mobil elektronik. Penggunaan manusia akan tetap berfungsi agar mencegah middle income trap menggunakan soket kebijakan yang umum di Indonesia sehingga persaingan India dan Indonesia dalam pasar global akan semakin sengit.

Jokowi Terima Kedatangan Bos Hyundai Motors di Istana Negara (Foto: Youtube.com/BeritaSatu) 
Jokowi Terima Kedatangan Bos Hyundai Motors di Istana Negara (Foto: Youtube.com/BeritaSatu) 

India tidak ketinggalan mereka mengirimkan pelajar terbaiknya ke Amerika untuk mempelajari pengisian daya dapat dilakukan mobil listrik seperti saat melakukan pengisian baterai smartphone. India harus diplomasi melakukan bahan baku mineral ke Indonesia.

Jangan sampai ekspor bahan mentah dijual, lebih baik Indonesia menjual komponen-komponen mobil sehingga India cukup menjadi negara perakit mobil tesla sedangkan Indonesia sebagai penyedia utama pasar mobil elektronik.

Persaingan ini akan semakin menarik setelah 2022, Pandemi covid-19 akan berakhir ditandai berhasil vaksinasi 270 juta rakyat Indonesia kemudian kita akan memajukan teknologi mobil listrik agar lebih maju daripada India.

Dinamika Indonesia risiko the middle income trap akan  masuk ke dalam perangkap pendapatan menengah akan kehilangan keunggulan kompetitif di bidang teknologi mobil listrik secara komprehensif hingga Indonesia harus melakukan usaha lebih untuk menjadi negara maju.

Dengan demikian India kolaborasi dengan Amerika sedangkan Indonesia kolaborasi dengan korea selatan untuk melanjutkan bayang-bayang middle income trap dan mereka bersaing untuk menjadi nomor satu di Asia Afrika.

Referensi : 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun