Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Terjadi Rendah Kepercayaan Uang Kertas di Indonesia?

12 Februari 2021   09:02 Diperbarui: 12 Februari 2021   13:58 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tidak bisa dikendalikan negara dalam pencetak uang yang terlalu banyak bisa memicu inflasi yang tinggi yang pada akhirnya bisa merugikan Abdurrofi Abdullah Azzam.

Uang yang beredar akan semakin banyak, membuat nilai uang terus-menerus berkurang yang membuat harga-harga barang melambung sehingga 100 juta rupiah pada tahun 2013 berbeda dengan 100 juta rupiah pada tahun 2020.

Pertumbuhan peredaran uang dari kira-kira 3000 triliun ke 6000 triliun mengakibatkan nilai 100 juta pada tahun 2013 mengalami penurunan karena negara tidak memiliki pengendalian pencetakan uang kertas.

Pengendalian Percetakan Uang Kertas Dengan Standar Emas

Pengendalian Percetakan Uang Kertas Dengan Standar Emas. Gambar : Shutterstock
Pengendalian Percetakan Uang Kertas Dengan Standar Emas. Gambar : Shutterstock

Negara tidak memiliki pengendalian pencetakan berakibat penurunan nilai uang harus kita cegah dengan cara pengendalian percetakan uang kertas dengan standar emas rendahnya kepercayaan uang kertas di Indonesia.

Menurut Abdurrofi Abdullah Azzam (2021) untuk mengendalikan pencetakan uang sehingga negara Indonesia harus mencetak uang berdasarkan standar emas (gold standard).

Fungsi mencetak uang berdasarkan standar emas (gold standard) agar rupiah 100 juta pada tahun 2013 sama dengan 100 juta tahun 2020. Artinya tidak terjadi nilai uang berkurang terus-menerus sehingga menimbulkan peningkatan percaya rupiah Indonesia secara non-fisik.

Standar emas menurut Abdurrofi Abdullah Azzam (2021) bahwa negara tidak mencetak uang lebih dari kepemilikan emas yang dimiliki negara. Ini membuktikan pentingnya masyarakat dan keyakinannya terhadap pemerintah selanjutnya emas merupakan basis untuk mencetak uang kertas.

Kepercayaan semakin menurun secara non-fisik karena sekarang uang dapat dicetak bila diizinkan oleh bank sentral tanpa melihat cadangan emas negara sehingga Indonesia mengizinkan Perum Peruri untuk mencetak rupiah demi memenuhi kebutuhan rupiah meskipun berdampak inflasi dan penurunan nilai uang terjadi.

Dengan demikian sebelum terjadi kepercayaan rendah (low trusted) menuju fase tidak percaya (untrusted) di Indonesia sehingga terdapat dua kebijakan pertama mengubah segi fisik kertas diganti emas atau kedua mengganti mekanisme pencetakan uang terkendali dengan standar emas (gold standard).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun