Mengapakah
mengapakah puisi
bisa lebih tajam dari belati
dikupasnya topeng-topeng yang kau susupi
jubah-jubah kegelapan tempat kau sembunyi
hingga kau dapati dirimu sendiri meringkuk sepi
di tengah ingar-bingar metropolitan pada suatu dinihari
mengapakah intuisi
mampu mendengar suara nurani
dietanjanginya segala lapis dusta
dihalaunya rupa-rupa inkarnasi duka
ke tepi-tepi jauh cakrawala
hingga cahaya kesadaran itu
tembus langsung ke lubuk jiwa
mengapakah rindu
bisa lebih purba dari waktu
hingga tak pernah bisa dimengerti
mengapa laut begitu dendam
mengapa badai tak pernah bisa redam
sampai kau dengar abad saling bersahutan
membacakan talkin dan doa-doa penghabisan
sampai sedih alam ini sempurna kau tanggungkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI