Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Sebuah Puisi

15 Januari 2025   20:56 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:56 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada Sebuah Puisi

ingin ia sekali saja sendiri

menangkupkan jari-jemari

merenungi hening hutan jati,

ia ingin suatu hari

mengerosong meninggalkan jasad fananya

terburai total dalam cuaca pagi

hingga bebas mengikut ke mana kupu-kupu itu pergi,

ia suka mendambakan

suatu senja tenang, tanpa pertengkaran

dan kota mengalir damai di bawahnya

dari ketinggian nun di sana, alami saja

tanpa kehadiran jadwal dan poster-poster iklan,

ingin ia menyusup ke malam yang megah

terpapar kesunyian dalam sebuah kubah

tanpa gerak, tanpa suara

diam bagai arca

bagai malaikat yang menyunggi cakrawala

sementara alam raya berputar menawafi

membisu dalam harmoni yang lestari,

tapi ia cuma deretan gerombolan kata

partitur makna yang terusir dari asal usulnya

terdampar pada gang-gang kumuh

flat-flat yang saling berdempet

dimana kucuran air kran tetangga serasa di bawah telinga

dan bunyi cebok heboh hingga ruang keluarga

dimana iklan dan daftar belanja

menggantikan kitab dan cerita

ia hanya tidak ingin diganggu sementara

diiming-imingi hadiah dan harapan yang serba menggoda

disuruh memadamkan pemberontakan lalu dipahlawankan

ia ingin lepas sepenuhnya dari perlambang,

namun keinginan-keinginan ini

sudah demikian musykilnya bagi ini zaman

sehingga di kota

ia dianggap sebagai roh gentayangan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun