Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Kabut

29 November 2024   13:06 Diperbarui: 29 November 2024   13:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pxhere.com/id/photo/892350

Dalam Kabut

I

dentur laut membelah kesunyian

gerimis sangsai menembusi pantai

penuh sudah piala anggur yang ditadahkan malam

hening kian beriak di kedalaman,

seseorang bangun menyalakan obor

dalam meditasi darah

di sini

sajak tak pernah usai

mentok menemu kekal

menggenang diam tanpa arus

II

rasia berpelukan

dalam lirih nyanyian

purnama kuning

terjala kabut kenangan

semua kembali ke muasal

III

ketukan pertama

menjatuhkan senja, mulai berenang

ketukan kedua

menyeringai malam, terdengar tembang

O Kaca

Panggillah aku dalam tiada

IV

sakramen kabut

pecahkan bandang cakrawala hati

membias menembus lewat pori

siapa berani

mari tukar diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun