Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Wasiat Balas Dendam Mas Anis

25 November 2024   15:19 Diperbarui: 25 November 2024   15:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Wasiat Balas Dendam Mas Anis

Setelah berulang kali mengalami sakit keras, Mas Anis

merasa waktunya sudah dekat. Dalam hati ia mulai

berlatih mengihklaskan segalanya. Nasib dan angkara murka

para seterunya. Ia merasa takdir telah membuntungi segenap

kaki dan tangannya. Sekarang ia sama sekali tak berdaya.

Ia memanggil istrinya:

"Saya ingin membuat pengakuan Bu," bisiknya pelan.

"Cepat katakan!" Mbak Ega nampak tidak sabaran.

"Saya telah berselingkuh..."

"Apa?"

"Ya, saya minta maaf Bu. Saya khilaf..."

"Khilaf katamu?"

Mas Anis mengeluarkan botol kecil dari balik selimut berisi

butiran kacang hijau. "Hitunglah Bu. Sebanyak itulah saya

melakukan dosa."

Mbak Ega merasa kagum dengan suaminya. Dia menghisab

diri sendiri sebelum kena hisab di hari kiamat nanti.

"Jadi kau selingkuh sebanyak 29 kali bung?"

"Begitulah faktanya. Maafkan saya Bu. Saya bukan orang suci."

Di luar dugaan, Mbak Ega tidak ngamuk atau ingin mencekik

seperti biasa. Ia duduk di tepi ranjang sambil menerawang.

Mas Anis sungguh menyesal.

"Sebenarnya saya juga ingin mengaku bung."

"Apa Bu?"

"Saya juga telah berselingkuh..."

"Apaaa?" Hampir Mas Anis terlonjak dari ranjang.

Mbak Ega mengambil botol air mineral ukuran dua liter

dari kolong ranjang. "Inilah catatan dosa saya bung."

Botol itu nyaris kosong. Hanya berisi lima biji kacang

polong. Mas Anis luar biasa plong. Di balik kekejaman

dan sifatnya yang angin-anginan, Mbak Ega ternyata

adalah istri yang setia. Mbak Ega kemudian menyambung:

"Saya baru saja menjual sisanya yang satu kilo buat..."

"Apa...?"

Lengkaplah sudah. Mas Anis merasa dikhianati dari segala

penjuru. Setelah hening beberapa menit, Mas Anis menemukan

kesadarannya kembali.

"Saya merasa akan segera mati Bu. Saya ingin kau melakukan

sesuatu. Sekali ini saja. Agar saya puas dan tenang di alam sana."

"Cepat katakan bung!"

"Saya ingin..."

"Apa?"

"Anggap ini wasiat ya Bu?"

"Iya iya. Cepat kalau mau ngomong! Sudah mau mati masih aja

nggak jelas!"

"Kalau aku mati nanti aku ingin kau menikah dengan Samsul!"

"Kau sudah gila bung?"

"Aku sudah memikirkannya berulang-ulang. Nikahlah dengan

Samsul. Plis ya?"

"Bukannya dia musuh bebuyutanmu bung?" Mbak Ega shok berat.

"Itulah Bu. Aku ingin dia merasakan penderitaan yang sama

dengan yang kualami selama sepuluh tahun ini kita bersama..."

"Apa? Beraninya kauu...!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun