yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Hujan bulan juni adalah aku ontologis yang
mengawasi, memahami, dan mengasuh pohon
berbunga itu. Empati dan kedalaman cintanya
telah tersublimasi demikian rupa, hinga tak bisa
lagi termuat dalam aksara. Ia adalah seorang yang
arif, kalis dari pamrih. Ia tak perlu mengucap kata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!