Ilmunya Lebih Tinggi Dari Mama Gofran
Suatu malam, Abah Anom Putra Syah Alam Sohibul Gancang,
kedatangan dua tamu yang masih muda. Mereka adalah tukang konten
yang suka keluyuran hingga pedalaman. Salah satu dari tamu itu keseleo
dan minta diurut. Tamu satunya duduk menunggu dengan layar hp menyala
dan terlihat cemberut. Si kribo itu nampak menerawang.
"Jangan terlalu dipikirkan dek," si Abah nyeletuk.
"Apanya Bah?"
Abah tersenyum. "Penipu itu sebentar lagi juga kena tipu."
"Kok Abah tau?" Kribo memang baru saja ditipu seorang kolega
di dunia maya.
"Ya tau aja. Ada deh." Abah berkata yakin.
Kribo mulai tertarik. "Jadi gimana Bah? Itu uang saya yang terakhir..."
"Datang deh empat hari lagi ke sini. Kamu akan ketemu sama si penipu.
Jadi kalian bisa berbagi beban,"
Si Kribo segera paham maksud Abah. Penipu itu akan kena tipu lalu
akan lapor pada Abah. Saat itulah ia bisa mengambil uang yang tersisa.
Berbagi beban. Bah! Obrolan akhirnya mengalir lancar.
Kedua pemuda itu terbegong-bengong dengan ragam ilmu yang
dimiliki Abah. Bukan cuma tukang urut dan produsen jimat,
beliau juga sakti mandraguna: bisa menghilang di balik sehelai daun
ilalang, jalan-jalan di air dan dahan kelapa, bisa mendengar dari
kejauhan tanpa alat, bisa menghentikan burung yang sedang terbang,
bisa bercakap dengar para arwah, menyambung tulang patah
dalam semalam, menghapus luka dalam sekali usapan, bikin kebal
dari senjata dan peluru, dan seterusnya. "Kalian mau minta apa?"
Kedua pemuda itu tak pernah berpikiran ke arah ilmu-ilmu kuno itu.
Mereka hanya tukang konten yang serba ingin tahu.
"Abah bisa menyambung patah tulang seperti semula?" Si Kribo memancing.
"Coba saja kalau mau bukti. Sini Abah copot jari kelingking kamu?"
"Janganlah Abah..."
Teman Kribo yang sedang diurut cekikikan. Keduanya hanya
setengah percaya. Kribo masih belum puas keponya. "Apa Abah bisa
menyambung kepala yang putus dari badan?"
"Bisa. Tentu saja bisa. Itu rawa rontek namanya."
"Jadi Abah bisa menghidupkan orang mati dong?" Si Kribo merasa
jebakannya kena.
"Bisa dong. Gampang itu. Gampang."
"Memangnya Abah ini Tuhan?"
"Ya, iyalah!"
Keduanya sontak berdiri saking terperanjatnya.
"Abah ini gurunya Mama Gofran lu dek..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H