menyantapnya di perjamuan-perjamuan paling resmi,
asap mengepul dari cerobong otak kami
rasa sukma kami gatal meruyak
di barak-barak primitif inilah kami berbiak
terus berbiak
di tengah lautan api
di keharuan duri-duri
sepanjang jalan ranjau dan pengkhianatan
malaikat dan setan sama bertempik tangan
bersama tikus dan kelelawar hutan
mereka bilang kami peziarah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!