ketika mendengar dikau sampai di kota
dan akan mengadakan perjamuan malam di sana
hatiku pecah oleh harapan-harapan terpendam
seperti bibir kemarau yang terbuka sepanjang tahun
sia-sia menghirup setetes embun,
aku berkemas dan membuat persiapan-
tapi apa yang akan kusunggi ke perjamuan?
terkenang semua hari silam
yang kini tinggal bayang-bayang:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!