Mohon tunggu...
Sosiologi Perspektif
Sosiologi Perspektif Mohon Tunggu... Guru - wadah untuk bekarya

Berkaryalah selagi masih berpikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial? Basi!

18 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 18 Agustus 2021   10:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dnet Provider

Media sosial memiliki peranan besar dalam perubahan budaya, perubahan demi perubahan yang berlangsung hingga saat ini tidak terlepas dari masyarakat modern yang sangat suka mengikuti trend, dan terkadang, budaya-budaya yang lama semakin lama semakin tidak relevan dengan kehidupan sekarang ini. 

Terutama disaat saat pandemi Covid-19, dimana kita sudah mulai bergantung secara lebih kepada teknologi zaman sekarang, yang salah satunya media sosial. 

Anak muda di jaman Covid 9 seperti ini, cukup memprihatinkan, karena keadaan membatasi mereka untuk berkarya secara leluasa, tapi melalui media sosial ini lah yang membuka peluang untuk anak muda bisa tetap berekspresi. 

Hidup berdampingan dengan media sosial seperti zaman sekarang ini menjadi sebuah dilema, dimana bisa muncul hal yang baik, dan juga bisa yang buruk. hal ini bisa terjadi karena didalam media sosial itu sendiri tidak memiliki batasan dan jangkauan kendali kita juga terbatas. berikut tim penulis sudah menyimpulkan bagaimana kehidupan dipengaruhi oleh sosial media, mari kita cek.

Pertemanan antar individu bisa kita dapatkan jika berkontak dengan orang lain. Sebelum Boomingnya media sosial, dimana kita bisa berteman dengan siapapun tanpa batas jarak, suatu pertemanan hanya bisa diukur saat kita bertemu langsung dengan orangnya, dengan begitu kita bisa menilai dan mengenal lebih dalam secara pribadi orang tersebut, apakah bisa kita percaya untuk menyimpan rahasia. (revolusi cepat)

Mendengar nama zara tentunya tidak asing dengan kejadian yang belum lama terjadi apalagi anak muda jaman sekarang yang erat dengan media sosial. Nama Zara dan Okin kembali menjadi trending topic setelah kejadian tidak mengenakkan yang tersebar di media sosial. 

Masalah ini berawal dari wanita berumur 18 tahun yang kerap disapa zara mengunggah video mesra bersama okin di close friend pada akun privat media sosialnya. 

Lalu video tersebut trending di twitter dan menyebar ke media sosial lainnya. Sebenarnya hal-hal seperti ini tidak bisa dihindari mengingat bahwa media sosial adalah sarana komunikasi yang bisa diakses oleh semua orang. Masalah ini semakin meluas dan panas mengingat kedua belah pihak memiliki nama yang dipandang oleh banyak orang di industri hiburan. 

Perbedaan drastis yang terletak pada struktur sosial saat ini membawa perubahan besar terhadap etika kehidupan bersosialisasi di tengah masyarakat, perkembangan media yang bisa diakses oleh segala usia dan segala perangkat membuat masyarakat semakin gemar mencari "trend".

Sumber : Kapanlagi.com
Sumber : Kapanlagi.com
Melihat kedua publik figur di atas, pasti mengingatkan kita akan musik, karena kedua orang diatas merupakan musisi yang terkenal juga di indonesia. Zara merupakan mantan personil girl band JKT 48, dan Okin yang merupakan bassist dari band L.Y.O.N. Zara maupun Okin, mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam industri hiburan, oleh karena itu baik karya maupun tindakan mereka berdua akan selalu mendapatkan sorotan publik, bahkan tidak mustahil untuk ditiru para penggemar.

Musik pada era digital saat ini masyarakat semakin berkembang, salah satu faktor yang terpengaruh adalah musik. Mash up lagu tradisional dan pop. Semakin canggihnya teknologi yang bisa digunakan untuk membuat musik tidak terkesan monoton membuat musik saat ini memiliki jangkauan yang luas, bahkan sekarang para musisi bisa menggaet pasar yang lebih merata karena seperti yang kita ketahui musik tradisional sangat disukai masyarakat kalangan usia menengah ke atas, sedangkan musik pop disukai kaum muda, tentunya dengan berbagai pilihan musik dan teknologi yang tersedia, musik bisa menjadi penyatu kalangan tertentu.

Ngomong-ngomong soal musik yang selalu berkembang dan bahkan sekarang lagi hype tentang mashup lagu Indonesia dan luar negeri, bahasa Indonesia sekarang juga tidak kalah berkembangnya degan musik Indonesia. Anak muda jaman sekarang sudah memiliki gaya bahasanya sendiri saat berbicara atau Chatting dengan orang lain.

Bahasa gaul ini bisa tidak pernah maju maupun mundur. Bahasa gaul yang ada sekarang bisa jadi adalah bahasa jaman dulu yang digunakan lagi sama anak gen Z. Tapi gak cuma gen Z yang mengambil bahasa 90-80an,ada banyak juga bahasa "baru" yang dibuat oleh gen Z (siklus). Bahasa prokem adalah bahasa tahun 80an yang sekarang digunakan kembali oleh anak muda. 

Bokap, nyokap adalah bahasa prokem yang artinya adalah bapak dan ibu. Istilah itu digunakan karena dianggap gaul dan asik jika menggunakannya. Sebenarnya tidak ada salahnya dari menggunakan bahasa gaul ini, tetapi banyak persepsi dari anak muda khususnya di ibu kota yang menganggap bahwa penggunaan bahasa gaul adalah syarat untuk bisa diterima di masyarakat. Menggunakan bahasa baku yang baik dan benar bahkan dianggap culun dan kutu buku. 

Tapi gak semua anak loh nyaman menggunakan bahasa gaul. Bagi beberapa orang, bahasa gaul dianggap freak dan menyalahi aturan ber-tata bahasa di Indonesia, jadi penggunaan bahasa gaul ini memang tergantung lingkungan dan kenyamanan diri sendiri.
Tidak bisa dipungkiri  Peran perangkat elektronik dalam masyarakat saat ini memiliki pengaruh besar dalam berhubungan sosial, terlalu banyaknya sumber dan media yang menyebarkan info yang menyimpang dengan mudahnya membuat para pembaca tergiring opini. Semua keputusan dan pilihan kembali lagi kepada masing-masing pribadi untuk bisa menyaring dan mendapatkan informasi aktual secara faktual.

Penulis : Camilla Maria Angelica Sarumpaet, Olga Saraswati Rona Kencana, Noventino Vinno Deca, Joseph Evan Prabadhi, dan Benedictus Rendino Arventi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun