Di tengah situasi genting, Soekarno mengalami masalah rumah tangga. Ia ingin menikahi Fatmawati, akan tetapi tidak ingin menceraikan Inggit. Hingga akhirnya, Inggit mengalah dan meminta untuk diceraikan. Soekarno pun menikahi Fatmawati dan tidak lama kemudian ia digembirakan dengan lahirnya putra pertamanya yang diberi nama Guntur.Â
Saat Soekarno, Hatta, Syahrir dan beberapa tokoh "tua" masih mempertimbangkan beberapa hal, pada tanggal 15 Agustus 1945. Karena tidak ingin tinggal diam, para tokoh "muda" menculik Soekarno, Hatta dan Fatmawati dan membawa mereka ke Rengasdengklok.Â
Hatta dan Sjahrir, bersaing politik dengan Soekarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Akan tetapi Soekarno mempunyai keyakinan, Jika mereka cerdik, mereka juga bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi sayangnya Syahrir tidak.Â
Kelompok pemuda progresif pengikut Syahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Akan tetapi, hal itu tidak membuat keyakinan Soekarno goyah. Hingga pada akhirnya Jepang telah terbukti kalah. Di Jakarta, Laksamana Maeda melaksanakan janji samurainya.Â
Ia meminjamkan rumahnya sebagai tempat merumuskan naskah proklamasi yang diputuskan oleh tiga orang untuk menyusun naskah proklamasi yaitu Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, di depan rumah Soekarno, Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Â
Upacara dimulai dengan sambutan singkat dari Soekarno yang dilanjutkan pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran bendera merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Melalui film Soekarno ini dapat kita lihat bahwa kehidupan kita pasti akan terjadi suatu perubahan.Â
Terutama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dari awal penjajahan Belanda, yang kemudian diikuti oleh penjajahan Jepang, hingga akhirnya Indonesia merdeka.Â
Bisa diambil kesimpulan bahwa terjadi perubahan yang besar dari 3 zaman yang dialami rakyat Indonesia dalam waktu berdekatan. Di Zaman penjajahan Belanda bisa dilihat bahwa masyarakat kulit putih dianggap lebih tinggi dan agung di masyarakat. Sedangkan masyarakat pribumi hanyalah budak dan pesuruh.Â
Ada perubahan yang terjadi di Zaman penjajahan Jepang dimana masyarakat pribumi lebih diterima tetapi masyarakat Jepang masih dianggap lebih tinggi,walaupun sudah banyak orang-orang pribumi yang masuk ke organisasi walaupun Indonesia masih dikuasai Jepang.Â
Lalu di masa kemerdekaan Indonesia, orang-orang Indonesia lah yang bisa memegang kekuasaan di Indonesia, tanpa ada ikut campur dari negara lain dan tidak ada lagi perbudakan dan penindasan di masyarakat.
Masyarakat juga menjalankan kebebasan berpendapat yang sebelumnya tidak
didapat di zaman penjajahan.