PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Abdurrahman Kader
CGP Angkatan 2 Kota Tidore Kepulauan
SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan
"Lembaga Pendidikan sebagai pembentuk mental, watak dan kepribadian, sedangkan ilmu pengetahuanÂ
dimana saja bisa mempelajarinya"
(Rahman)
Mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara bahwa dalam proses menghamba pada anak, dengan menuntun segala kodrat pada anak, untuk mencapai kebahagiaan anak, sehingga pada proses pembelajaran Ki Hajar Dewantara mengusung Pratap Triloka yaitu
Ing ngarsa sung tuladha, didepan memberikan teladan
Ing madya mangun karsa, ditengah membangkitkan semangat
Tut wuri handayani, dibelakang memberikan dorongan
Dalam hal pengambilan keputusan yang kaitannya dengan Pratap Triloka tersebut maka Guru sebagai pemimpin pembelajaran selalu menjadi teladan, penyemangat dan memotivasi murid agar merdeka dalam belajar, terampil dan mandiri. Selaku pemimpin pembelajaran filosofi Pratap Triloka sangat memiliki pengaruh yang besar dalam proses pengambilan keputusan karena keputusan yang berkaitan dengan menilai atau mengukur kreatifitas anak sedangkan guru belum kreatif, maka selayaknya guru yang kreatif dapat menjadi tauladan bagi anak dalam mengembangkan kreatifitasnya juga, demikian halnya dengan menjadi penyemangat dan dorongan bagi anak, maka seorang pemimpin pembelajaran dalam proses pengambilan keputusan harus dengan penuh semangat dalam memberikan dorongan kepada anak didik agar selalu kreatif, inovatif serta mandiri.
Nilai dalam diri mempengaruhi prinsip dalam pengambilan keputusan, karena guru selaku pemimpin pembelajaran seharusnya memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Berdasar pada nilai-nilai yang dimiliki seorang guru, maka pada proses pengambilan keputusan juga memuat prinsip-prinsip yaitu :
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Jika peran nilai-nilai dalam pengambilan keputusan yang berdasar pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, sehingga dalam menerapkan langkah-langkah pengujian dalam mengambil suatu keputusan apakah berjalan efektif atau tidak, maka  sangat perlu melakukan pertanyaan-pertanyaan reflektif atas diri kita dengan metode Coaching sehingga dapat menjawab permasalahan atau dapat mengukur keberhasilan atas putusan yang telah ditetapkan/dijalankan oleh seorang pemimpin pembelajaran.
Dengan memadukan metode Coaching yang bersandar pada nilai-nilai yang dimiliki seorang pemimpin pembelajaran, maka untuk dapat menyelesaikan persoalan kasus terkait dilema etika atau bujukan moral maka seorang guru yang sudah memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid, dengan memadukan 3 prinsip, 4 Paradigma serta menerapkan 9 Langkah dalam pengujian dan Pengambilan keputusan, Â sehingga proses pengambilan keputusan berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu dengan menerapkan/memadukan nilai serta dilema etika seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil suatu keputusan dengan tepat sehingga berdampak pada lingkungan yang kondusif, positif, aman dan nyaman.
Proses pengambilan keputusan pasti mengalami kesulitan-kesulitan terutama pada kasus yang berkaitan dengan dilema etika, hal ini terjadi karena pola pikir yang berbeda, nilai-nilai budaya yang berbeda serta ego kampung serta daerah pada setiap individu, untuk itu dibutuhkan keberanian serta kepercayaan diri dengan penuh kesabaran untuk melakukan perubahan.
Demikian sehingga untuk melakukan suatu perubahan, membutuhkan pengorbanan sehingga dalam pengambilan keputusan dapat berpengaruh  pada tercipta lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman serta  menyenangkan, dan dengan menerapkan model pembelajaran berdeferensiasi, atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga dapat menciptakan merdeka belajar murid.