PGP- ANGKATAN 2-KOTA TIDORE KEPULAUAN-ABDURRAHMAN KADER-1.4.A.10.1. RANCANGAN AKSI NYATA-BUDAYA POSITIF
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan suatu program merupakan  tanggung jawab berbagai pihak, dengan berbagai peran yang berbeda. Lembaga pendidikan sebagai salah satu pembentuk karakter anak didik, maka dibutuhkan perubahan pola pikir serta kepribadian, agar melahirkan anak yang intelektual yang berkarakter.
Salah satu program yang menumbuhkan nilai-nilai karakter bagi anak yaitu membangun budaya positif di sekolah, karena dengan pembiasaan secara terus menerus melahirkan budaya, yang pada akhirnya terbentuklah karakter yang membekas di setiap diri anak bangsa.
SMA Negeri 10 Tidore Kepulauan dengan perumusan program unggulan peningkatan IMTAQ dan Bahasa Asing dengan program pendukung TIK, Olaharaga, Seni Budaya serta pengembagan produk kreatif, maka diharapkan melahirkan generasi yang memiliki pengetahuan namun juga berakhlak dan berbudaya positif.
Untuk mendukung program tersebut, maka salah satu peran guru Mata pelajaran yaitu dengan membuat kesepakan kelas dengan tujuan membiasakan peserta didik dengan tertib dan teratur dalam menjalankan aktifitas pembelajaran di kelas maupun luar kelas, selain itu juga mengatur guru agar tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
Dalam mewujudkan budaya positif di sekolah membutuhkan proses yang panjang, untuk itu dimulai dari Kesepakatan kelas ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya positif di sekolah.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
Menumbuhkan budaya positif di sekolah membutuhkan kerjasama yang baik antara sesama warga sekolah, program sekolah yang didukung oleh seluruh civitas akademika sekolah termasuk peran orang tua sangat diharapkan dalam menjalankan suatu program. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan suatu program pasti terdapat tantangan dan hambatan demi perbaikan kedepannya.
Hal ini sebagaima dalam pelaksanaan program guru dalam proses pembelajaran, agar berjalan sesuai dengan harapan guru dan kekinginan peserta didik maka, dibutuhkan suatu kesepahaman bersama yang dituangkan dalam Kesepakatan Kelas. Dalam menyusun kesepakatan kelas pada proses belajar mengajar pada kelas XI IPA 1 dan Kelas X IPA 2 yang dilaksanakan pada pertemuan pertama Tatap Muka Terbatas dengan kapasitas peserta didik dalam ruangan rata2 berjumlah 16 -- 20 Peserta didik.
Pada awalnya peserta didik terlihat sangat bingung karena kesepakatan kelas merupakan hal baru, sehingga guru perlu menjelaskan beberapa poin-poin dalam menjalankan kesepakatan kelas, yaitu :
- Guru menjelaskan menjelaskan manfaat dan tujuan dalam melaksanakan kesepakatan kelas
- Guru memberikan contoh kesepakatan kelas yang baik
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat (membagikan kertas post it untuk peserta didik menulis pendapatnya tentang kesepakatan kelas, ini khusus kelas X)
- Guru menuliskan point-point usulan peserta didik di papan tulis. (khusus kelas X menempelkan Post It di papan tulils)
- Berdiskusi untuk menyusun kesepakatan kelas berdasarkan usulan dari peserta didik.
- Merangkum hasil usulan menjadi kesepakatan kelas
- Guru memotivasi dan memberi harapan ke peserta didik agar dapat menjalankan kesepakatan ini dengan penuh tanggung jawab.
Dalam menjalankan poin-poin tersebut peserta didik sudah mulai memahami arti penting dalam membuat kesepakatan kelas, namun masih ada yang malu-malu dalam mengungkapkan pendapatnya. Namun pada akhirnya berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
C. HASIL AKSI NYATA
Menumbuhkan budaya positif di sekolah membutuhkan kesabaran, karena untuk merubah mindset yang sudah tertanam dalam diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itu dibutuhkan peran seluruh warga sekolah utamanya guru, kepala sekolah dan orang tua sangat diharapkan untuk membentuk karakter anak.
Pada proses kesepatan kelas pada awal semester, sehingga belum bisa mengukur keberhasilan secara siginifikan namun sudah mulai ada perubahan positif pada perilaku peserta didik, misalnya menjaga kebersihan kelas dan sekolah dengan membuang sampah pada tempatnya, selain itu sudah mulai semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun dalam melaksanakan suatu kebaikan pasti terdapat hambatan-hambatan, Seperti masih terdapat guru yang terlambat masuk kelas namun peserta didik belum berani untuk menegur secara langsung, selanjutnya peran walikelas yang belum maksimal sehingga menjadi hambatan dalam memberikan pembinaan untuk anak didik yang melanggar kesepakatan kelas. Hal ini menjadi tantangan bagi saya untuk melakukan pendekatan ke rekan guru serta walikelas agar bisa menjalankan fungsi sesuai tugas yang diberikan.
D. AMBIL PELAJARAN
Dalam melakukan hal yang positif pasti mendapat tantangang, apabila tantangan itu dijadikan peluang untuk melakukan perubahan. Hal ini sebagaimana dalam menjalankan kesepakatan kelas masih ada peserta didik yang masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapatnya, selain itu keberhasilan saat proses kesepakatn kelas, peserta didik sudah mulai nampak berpikir kritis dalam mengungkapkan ide-ide mereka. Proses ini juga dapat melatih peserta didik dalam berdemokrasi serta mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu hambatan yang terbesar adalah budaya dimasyarakat yang tren mengikuti perkembangan jaman sehingga budaya negatif diadopsi oleh masyarakat dalam proses kehidupan keseharian, ini merupakan tantangan yang sangat berat karena peserta didik hanya beberapa jam di sekolah selebihnya hidup dalam masyarakat yang sangat kompleks.
E. RENCANA PERBAIKAN
Proses kesepakatan kelas yang telah dijalankan masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu direfleksikan demi perbaikan ke hal yang lebih baik lagi, untuk itu dalam proses kesepakatan kelas ini belum menuangkan dalam bentuk poster dan ditandatangani oleh peserta didik, demikian tetap dibuat dalam bentuk poster dan ditempelkan di ruang kelas. Terus memantau perkembangan peserta didik dalam menjalankan kesepakatan kelas, serta berkoordinasi dengan walikelas dan guru yang lain agar tetap bekerjasama dan menaati aturan yang sudah disepakati dalam kelas.
Berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk menerapkan dalam setiap proses pembelajaran oleh guru sehingga dapat menumbuhkan budaya positif di sekolah.
F. DOKUMENTASI PROSES
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H