malam itu saya, yang terhitung penakut mangkat dewe, nyelonong ikut pengajian Mbah Munib di pondok beliau. dari sana saya merasa dapat sangu yang akan saya catat (dan olah/gubah tentu saja) di sini. itung-itung ngisi kompasiana juga wkwk. sebagai berikut:
.
teman-teman sekalian.
Maha Suci Allah yang selalu menyayangi kita tanpa henti. kita itu, setiap berdoa, kebanyakan 99persen isinya agar kita dimudahkan segala urusan di dunia. isinya untuk kepentingan kita, agar sejahtera hidupnya, banyak uangnya, dihormati, dapat kedudukan tinggi di lingkungan sosialnya, dan seterusnya.
paling-paling yang akhirat hanya satu persen, berupa "robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti khasanah". kita itu begitu sibuknya ngurusin dunia, sampai bertengkar dengan saudara sendiri, saling menghina dan merendahkan sesama, saling sikut dan curiga, untuk mengamankan dunianya.
padahal kalau kita beli daging ayam, misalnya, kita akan dapat daging. tepatnya hanya daging. padahal kalau kita beli ayam, kita tentu juga akan dapat dagingnya, ususnya, hatinya, gulu-nya, dan seterusnya.
padahal prinsipnya kan, "wala tansibaka minaddunya." (jangan tinggalkan/ojo lali nasibmu di dunia)
itu artinya, fokus utama kita adalah beli ayam. sementara nanti dagingnya adalah nasib kita di dunia.
kalau kita menyadari fokus utama adalah bagaimana kondisi kita nanti saat berjumpa dengan Tuhan, maka nasib kita di dunia otomatis juga akan kita perjuangkan.
karena kasih sayang Tuhan selalu membelai kita setiap hari. betapa sakit hatinya kalau kita mencampakkannya, kalau kita tidak sungguh-sungguh dalam membalas ekspresi dan pengejawantahan cinta-Nya. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H