Mohon tunggu...
Abdurrahman Jtk
Abdurrahman Jtk Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat

Saya rumit. Sesederhana itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resah

19 Februari 2021   14:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   14:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aroma kopi ini menyepuh wajahmu. menatap sepasang mata bukan aku. selalu ada segitiga yang sakral, menjangkau segala duka dan perjalanan tertatih-tatih.

aroma kopi ini menggodamu. memanggil-manggil jemarimu untuk mengangkat kejayaan masa lalu. memandang esok bisa lebih berwarna dan, hari ini? masih tetap sama.

aroma kopi ini menggelitik bulu-bulu hidungmu. kau tertawa dengan segala kesusahan yang bersemai di mana-mana. rasa suka menutup duka, duka menutup lara, suka mengalir tergenang air mata.

aroma kopi ini menjanjikan rasa. aroma adalah jubah atas pribadi yang tersembunyi. aroma menutupi rahasia-rahasia yang selalu ada, sekali pun kau sendiri tidak menemukannya.

aroma kopi ini berakhir satu seruput. kubilang berakhir tapi sebenarnya ia tetap ada dan menyatu dengan kesan-kesanmu. rasa kopi ini, biji kopi ini, proses penumbukan dan penyeduhan kopi ini.

dan rasanya,

kopi ini berhasil menemani resahmu. resah yang tidak lagi terlalu meresahkan. ada yang menemani. ada yang satu rasa entah di mana di luar sana.

aroma kopi ini membumbung ke awan, bertemu dengan resah-resah lain. menurunkan hujan. menurunkan haru dari yang kita sebuat tangis dini hari. yang kita sebut air mata dari telaga kelegaan. []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun