Mohon tunggu...
Abdurrahman Hafis
Abdurrahman Hafis Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA 23107030037 ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA

Abdurrahman Hafis merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Memiliki NIM : 23107030037. Akun ini akan membahas informasi terbaru tentang dunia Entertain. So selamat menikmati informasi yang akan hadir.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa Generasi Sekarang Takut akan Dewasa? Hal Ini Dikarenakan Media Sosial!

25 Februari 2024   15:54 Diperbarui: 25 Februari 2024   16:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brigitta Sriulina Beru Meliala atau dikenal sebagai Idgitaf adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan konten kreator. Ia lahir pada tanggal 15 Mei 2001 di Tangerang, Indonesia. Kini ia sedang menempuh pendidikan di Universita Indonesia dengan jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea. Memulai karier sejak tahun 2020 hingga sekarang, atas ke konsistenan ia membuat lagu kini membuahkan hasil yang baik. Selain merilis single, Idgitaf juga merilis EP (Extended Play) yang terdiri dari 5 lagu.

Images Media Indonesia
Images Media Indonesia

EP Idgitaf "Semoga Sembuh"

  • Berlagak Bahagia
  • Sekuat Sesakit
  • Takut
  • Kasur Tidur
  • Semoga Sembuh

Images RRI.co.id
Images RRI.co.id

Album Idgitaf "Mengudara"

  • Mulai
  • Satu-Satu
  • Lepaskan
  • Dermaga
  • Mengudara
  • Akan Kukenang
  • Sepenuhnya
  • Kehilangan
  • Selesai

Images POP HARI INI
Images POP HARI INI

Banyak dari kita yang mengenal Idgitaf dari lagu "Takut", lagu ini sangat populer sampai sekarang. Lagu yang dirilis pada tahun 2021 dan mendapat 41 juta pendengar di youtubenya. Tentu, saja lagu ini mendapat banyak apresiasi dari pendengar musik.

Namun, siapa sangka? Lagu ini ternyata memiliki makna yang mendalam dan relate bagi banyak orang. Lagu ini menjelaskan tentang Idgitaf takut untuk menghadapi umur kepala 2. Menurutnya, ketika kita sudah kepala 2 maka kita harus jalan sendiri, tanggung jawab sendiri, dan apa-apa sendiri. Hal itu yang membuat Idgitaf takut, apalagi ia adalah anak terakhir dan sudah mengetahui pahit-pahitnya kakak abangnya yang sudah duluan menghadapi kepala 2. Kemudian yang membuat ia takut, Idgitaf sudah mengetahui cerita pahit orang tuanya tentang kehidupan.

Cuplikan Youtube Volix Media
Cuplikan Youtube Volix Media

Hal ini dijelaskan Idgitaf saat di interview Basboi di Volix Media.

"Ini gue bisa ga nih? Banyak bertanya kepada diri sendiri kalau gua diposisi mereka gua kuat ga nih? Jalanin hidup yang banyak banget warnanya. Nah itu, ketakutan muncul disitu" Ucap Idgitaf di channel youtube Volix Media.

Ketakutan ini yang membuat Idgitaf menuangkan pikirannya kedalam lagu, karena jika disimpan akan menumpuk dipikiran. Ketakutan ini yang membuat Idgitaf sering berdialog dengan diri sendiri.

"Ini gua berada ditempat yang benar gak nih? Ini gua uda di on track belum? 3 tahun kemudian gua bakal bangga gak sama diri gua yang sekarang? Gua bakal banyak penyesalan gak nanti dikedepannya? Hal ini yang membuat gua berpikir bakalan bangga ga sama diri gua kedepannya?" Jelas Idgitaf saat interview bersama Basboi.

Lagu ini dibuat karena adanya keresahan Idgitaf perihal persoalan tadi. Sebenarnya menurut Idgitaf, ia sama seperti orang-orang pada umumnya yang berpikir ketika sudah umur 25 bakalan sesuai dengan jalan yang sebenarnya atau tidak. Pada lagu ini Idgitaf membuat kontras antara Verse 1 dan Verse 2, pada verse 1 ia menjelaskan bahwa di umur 20 banyak sesuatu yang ingin di coba, tetapi pada verse 2 ia menjelaskan tentang seseorang di umur 25 harus mengubur sebagian mimpinya saat masih muda.

Bagi Idgitaf, semua orang bakal berada di fase mengubur sebagian mimpinya. Hal ini karena adanya tuntutan hidup yang membuat kita harus mengeleminasi sebagian mimpi kita. Tuntutan ini meliputi finansial, keluarga, dan lain sebagainya.

Basboi menambahkan makna dari mengubur yang dijelaskan Idgitaf pada saat di interview.

"Mungkin bukan mengubur ya, kayak bisa gua bilang, akhirnya lo tau bahwa sebenarnya itu gak perlu, itu tuh cuma nafsu lo doang, kayak lo laper ke mall apa semua mau lo telen tuh, tapi waktu lo makan 1 porsi menu lo merasa cukup" Tambah Basboi di channel youtube Volix Media.

Idgitaf bersyukur karena sudah merasakan rasa takut ini. Setelah lagu ini rilis ternyata banyak pendengar yang mengucapkan terima kasih, hal ini dikarenakan lagu ini merupakan refleksi ketika pendengarnya masih muda, dimana pendengar ini tidak merasakan hal takut saat ia masih di umur 20. Idgitaf mengira lagu "Takut" hanya bisa didengar pada umur 20 sampai 25. Ternyata tidak, semua umur dapat mendengarkan lagu ini dan bermanfaat untuk hidupnya.

Namun, ada pendapat lain perihal lagu ini bagi generasi sebelum idgitaf. Hal ini dijelaskan idgitaf di Volix Media.

"Takut itu, uda ga dirasain lagi, karena lo harus bayar pajak bayar ini itu" Ujar Idgitaf menjelaskan respon dari pendengar.

"Papa aku waktu tahu aku rilis lagu kayak gini, dia bilang kalau ini tuh ini tuh gak mungkin, orang-orang tua tuh gak mikirin ini, gak mikirin dia takut menjadi dewasa". Jelas Idgitaf saat berdiskusi dengan orang tuanya.

Basboi menjelaskan bahwa hal itu tidak menyedihkan, hal ini bagi angkatan orang tua kita adalah suatu hal normal. Buat mereka melihat kita mikirin takut tambah dewasa adalah hal sedih. Tetapi, bagi generasi sekarang adalah normal. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu tidak pesatnya media sosial sehingga tidak melihat perjalanan hidup seseorang. Namun, tidak bagi generasi sekarang. Kita terlalu mudah mengakses perjalanan hidup seseorang yang pahit ataupun manis. Hal ini yang membuat kita takut untuk menuju dewasa.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari persepsi ini. Hanya saja, era sudah berganti, dimana generasi dulu tidak relate dengan lagu "Takut", tetapi lagu ini juga memotivasi kita untuk berpikir kritis tentang kehidupan. Rasa takut ini membuat kita untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan dan bekerja keras agar hal yang kita takutkan tidak terjadi.

Pemahman generasi dulu juga benar, overthinking atau berpikir secara berlebihan membuat kita takut untuk melangkah, sedangkan hidup adalah perjalanan yang harus kita lewati. Tentu saja, rasa takut ini tidak menjadi hambatan bagi kita.

Intinya, ambil hal baik dari generasi dulu dan sekarang. Hal ini membuat kita untuk tidak takut melangkah dan berhati-hati dalam mengambil tindakan. Rasa takut itu perlu untuk memperjuangkan impian kita agar tidak jadi dikubur. Semakin dewasa kita akan paham jika kehidupan adalah perjalanan yang harus kita lewati dengan sepenuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun