Ernest pernah tidak dihargai sebagai sutradara oleh tim produksinya, tetapi Ernest tidak mau marah kepada crew karena tidak mau merusak produksian filmnya. Sebelum Ernest mempunyai rumah produksi yang bernama IMAJINARI, ternyata Ernest pernah melewati pengalaman yang kurang mengenakan.
Siapa sih yang tidak kenal dengan Ernest Prakasa? Seorang pemeran, sutradara, penulis, dan produser Indonesia. Ernest lahir pada tanggal 29 Januari 1982, Ernest merupakan lulusan Universitas Padjajaran dengan jurusan Hubungan Internasional. Sebelum kariernya terkenal seperti sekarang, Ernest merupakan seorang komika yang cerdas. Hal ini dibuktikan dengan menjadi juara ke 3 dalam kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) season 1. Ernest juga merupakan salah satu founder Stand Up Indo, dimana mendirikan Stand Up Indo bersama Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, Ryan Adriandhy, dan Isman HS.
Setelah menjadi juara 3 dalam SUCI 1, tidak membuat Ernest berhenti dalam bekarya. Kini ia fokus dalam dunia film menjadi seorang penulis, sutradara, dan produser. Namun, siapa sangka Ernest pernah mendapat perlakuan yang tidak mengenakan saat menjadi sutradara dalam salah satu filmnya.
Hal ini dijelaskan Ernest dalam interviewnya bersama Raditya Dika. Pada saat itu Ernest merasa crewnya tidak kooperatif, ia merasa tim produksinya lebih paham daripada Ernest, dan ia merasa tidak dihargai pada saat itu.
Namun, Ernest tidak mau sepenuhnya menyalahkan crewnya. Sehingga, ia introspeksi mungkin memang  Ernest belum mahir menjadi sutradara.  Ditambah lagi, mungkin dalam pikiran crew seorang Ernest sebagai sutradara tidak mengerti apa-apa.
Ernest berpikir, mungkin pada saat itu Ernest dipersepsikan sebagai sutradara baru. Sehingga, Ernest tidak mendapatkan Respect oleh tim produksinya. Pada saat itu, Ernest tidak mau merusak produksian filmnya, sehingga ia mencari ruang yang sepi untuk meluapkan amarahnya. Ernest melemparkan Iphonenya ke ubin dengan kuat, kemudian Iphonenya rusak sampai nekuk atau bengkok.
Pada produksian lainnya Ernest juga pernah nangis tersedu-sedu karena hal sama. Kejadian itu, pada saat di salah satu produksian film Ernest sebagai sutradara dan memiliki koordinator bernama Meira yang merupakan istri Ernest Prakasa, ia menangis tersedu-sedu disamping Meira karena tidak bisa meluapkan amarahnya saat take shooting. Hal ini dikarenakan Ernest tidak mau merusak suasana produksian filmnya.
"Apa penyebabnya lu marah?" Tanya Radit saat menginterview Ernest dipodcastnya.
"Ya, kurang lebih itulah, Hal yang sama. Gua merasa pada saat itu adalah masa-masa dimana gua tidak dihargai, gua merasa kenapa gua sutradara kok gua merasa tidak dihargai, stress sendiri, keputusan-keputusan kreatif gua disanggah terus, kayaknya apa yang gue pengenin dianggap jelek" Jawab Ernest di podcast Raditya Dika.