"Rata-rata pelaku tawuran mempunyai problem didalam rumah, mereka mencari perhatian diluar, saya meminta kepada anak-anak muda disini tidak usah ikut-ikutan melihat Instagram, jangan mau diajak untuk bertemu dan tawuran, kalau sudah ada korban yang rugi orang tua, kalo ditangkap polisi, baru orang tua datang, kemana aja selama ini," tutur Multazam
Multazam meminta para pemuda untuk tidak lagi terlibat dalam aksi tawuran, termasuk menerima ajakan melalui medsos. Pihak kepolisian, lanjut Multazam memfasilitasi para remaja yang mempunyai kegemaran dalam hal bela diri.
"Jika kalian ingin berkelahi, Polsek Jagakarsa menyiapkan tempat latihan gratis untuk menuai prestasi, dari pada di jalanan dan meresahkan masyarakat. Semua sudah diulas saya hanya menekankan dan memperlihatkan hasil senjata tajam yang kita sita sebagai bahan untuk berpikir dua kali jika ingin melakukan tawuran," jelasnya.
Multazam meminta para orang tua hingga pemerintah setempat untuk proaktif dalam mencegah dan memantau kegiatan remaja usai deklarasi dilakukan. Tujuannya untuk memastikan aksi tawuran tidak lagi terjadi
Diketahui wilayah Lenteng Agung dan Kebagusan saling berdampingan disamping sebagai pemukiman padat. Sehingga masalah tawuran harus dilakukan dari tingkat bawah, dan sangat penting orang tua berperan mengawasi anak-anaknya.
Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, Lenteng Agung dapat kembali menjadi tempat yang damai dan harmonis bagi seluruh warganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H