Kota Yang Ramai adalah Kosmopolit dan Megapolit. IKN adalah Pusat Birokrasi,jadi wajar didiami dan ditempati oleh PNS.Â
Maraknya pemberitaan soal IKN, yang katanya  akan menjadi sebuah kota  yang sepi. berbagai kalangan seolah tak mau ketinggalan untuk mengekspresikan pandangannya tentang  Ibu Kota Negara ini. Tentunya  semua  pandangan itu berdasarkan sudut pandang masing masing .lumrah dan wajar, semua bebas berpendapat.Â
Namun pandangan yang berbeda datang dari seorang  Akademisi sekalgus pemerhati masalah sosial asal Maluku Utara, Doktor Syaiful Bahri Ruray..M.Si. Hadir dengan  pandangan yang berbeda  dari Ridwan Kamil yang  dikutip dari detikfinance Jumat 21 Oktober 2022 yang menyatakan IKN  berpotensi akan jadi kota Sepi.
Menurut Doktor Syaiful, Malah bagus jika ibukota sepi dari keramaian., karena ibukota, hanyalah pusat birokrasi negara..
Kota yang ramai adalah kosmopolit dan megapolit yang menarik mobilisasi manusia, investasi dan transaksi perdagangan yang borderless.. Â Canberra, Ibukota Australia, juga sepi, karena kosmopolitnya berada di Sydney dan Melbourne, sekaligus sebagai pusat pendidikan terbaik di Asia Pasifik..
Ibukota AS, Washington D.C, juga sepi, karena megapolitant AS Â jantungnya peradaban global AS justeru berada di New York. Sebagai pusat industri keuangan dunia (Wall Street dan Manhattan, yang dulunya, pada 1667, ditukar dengan Maluku /Pulau Run, Banda)..Â
Amsterdam yang hiruk pikuk, namun pusat birokrasi Belanda, justeru berada di Den Haag, tepian laut utara, butuh 2 atau 3 jam naik kereta dari Amsterdam ke Den Haag. Korea Selatan, juga memindahkan pusat birokrasi, dari Seoul ke Sejong tanpa ribut ribut Â
Tetangga kita Malaysia, sejak lama Mahathir Mohamad, memindahkan birokrasi ke Putra Jaya, diluar kawasan Kuala Lumpur. Â
Bahkan Jepang, 3 kali berpindah ibukota, dari Nara, ke Kyoto, lalu ke Edo, yang sekarang jadi Tokyo.. China pun punya sejarah yang sama, ibukota lama Chang An, dipindahkan saat Dinasti Yuan (Mongol) berkuasa, ibukota dipindahkan ke Beijing.
Jakarta, adalah hasil kolonialisme Belanda, dan saatnya Indonesia, merancang ibukota sendiri, tidak sekedar mewarisi sisa2 kolonial belaka.. Â
Jakarta, dulunya Batavia, adalah hasil tangan Jan Pieterzon Coen, Gubernur Jenderal VoC ke 4 inilah yang memindahkan ibukota VoC dari Ternate ke Jayakarta (Mei 1619), lalu merubah namanya menjadi Batavia..namun Indonesia, pernah berpindah ibukota, ke Jogjakarta, saat karena perjanjian Renville, dan ke Bukit Tinggi, Sumatera, karena 2 kali terjadi Agresi Militer Belanda pada 1947 dan 1948. Belanda menyerbu Indonesia, dengan 120,000 pasukan.Â
Jadi IKN, bukanlah sesuatu yang baru. Sekaligus mendekatkan rentang kendali pusat kekuasaan, ke perbagai kawasan timur Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H