Mohon tunggu...
Abdurrahman Potewoda
Abdurrahman Potewoda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Bola

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Parmenides

11 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 11 Oktober 2024   01:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Gagasan kebenaran Parmenides menjelaskan bahwa semua realitas adalah satu, perubahan tidak mungkin, dan keberadaan bersifat abadi dan seragam. Untuk memastikan bahwa kebenaran sejati dapat dicapai dengan pemikiran rasional, pemikiran rasional mengarah pada orang yang ingin menjamin bahwa kebenaran itu mutlak ketika suatu masalah muncul, misalnya jika seseorang mengalami kecelakaan untuk menganalisis dan mengumpulkan data secara universal dan menggunakannya semaksimal mungkin untuk menemukan kebenaran, guna mencapai kebenaran mutlak. Karena yang benar belum tentu benar, dan yang salah belum tentu salah. Karena kebenaran bisa dimanipulasi. Hal yang sama berlaku untuk kesalahan.Kesalahan bisa menjadi kebenaran dan kebenaran bisa menjadi kesalahan. Semua orang membuat kesalahan, tapi kesalahan itu tersembunyi oleh kebenaran. Kebenaran mutlak tidak dapat dipisahkan, lalu bagaimana kita sampai pada kebenaran tersebut dengan menganalisis suatu masalah?

 

Untuk mendapatkan kebenaran, ia pergi ke forum diskusi dan membahas pertanyaan yang sama untuk mencari tahu kebenarannya. Oleh karena itu, Plamenides mempunyai gagasan bahwa kebenaran adalah kenyataan, perubahan tidak mungkin, dan keberadaan adalah abadi. Contoh Sebuah sepeda motor sedang melaju di pulau yang sangat-sangat terpencil, dan beberapa orang mengatakan itu adalah mobil yang bergerak, hal ini belum tentu benar karena mereka belum melihatnya untuk mengetahui apakah itu benar-benar sebuah mobil, tetapi ada beberapa informasi tentang hal itu. Mohon klarifikasi mengenai keberadaan sepeda dan mobil yang dipasang. Selanjutnya, kita perlu menganalisis apa yang terjadi di seluruh pulau. Kalau sepeda motor, kebenaran dan keberadaannya sudah tidak bisa diubah lagi.Namun, seseorang yang belum pernah melihat mobil atau mengendarai sepeda motor tidak bisa mengatakan bahwa keberadaan sepeda motor dan mobil itu benar adanya. Karena itu masih menjadi kenyataan.Karena kebenaran bisa dikatakan salah, karena Anda menggunakan pikiran Anda tanpa melihat apa yang terjadi. Mencari Kebenaran Tuhan hanya ada di hati orang-orang yang percaya akan keberadaan-Nya. Kalau belum tahu, tak perlu mencari Tuhan. Jelas bahwa jika Anda punya alasan, Anda tidak akan pernah menemukan sesuatu yang tidak pernah nyata. Aku mengenal Tuhan dari kitab itu, dan aku tidak dapat menyangkal bahwa kitab itu ditulis oleh manusia. Penulis buku muncul secara alami setelah adanya alat tulis. Pertanyaan saya adalah, mengapa peradaban sebelumnya tidak mengenal Tuhan seperti kita percaya pada Tuhan saat ini? Padahal, masyarakat zaman sekarang seolah-olah pandai bercerita tentang peristiwa yang terjadi ribuan tahun lalu. Setiap nafas yang kamu hirup saat ini adalah bukti bahwa Tuhan itu ada, artinya Tuhan itu tidak ada.

Kebenaran adalah suatu tindakan atau peristiwa yang langsung dirasakan atau terlintas di depan mata kita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebenaran yang relevan bukan sekedar faktor yang terjadi, melainkan suatu kebenaran yang besarnya tidak dapat dipercaya oleh banyak orang.

 Contoh: dewa.

 Hal ini sering dibicarakan dalam ruang diskusi yang hanya dihadiri 2/3 orang atau lebih. Sebaliknya, karena kita hidup sesuai dengan kehendak yang diberikan Tuhan, banyak sudut pandang dan bandhan yang masih mempertanyakan ``Di mana Tuhan?

'' dan ``Apakah Tuhan sudah mati?

'' Dilihat dari sudut pandang ini, kebanyakan orang akan berpikir bahwa kita hidup berdasarkan usaha orang tua kita dan bukan atas kehendak Tuhan.

 ``Apa yang ada'' adalah realitas abadi, dan satu-satunya yang ada hanyalah penampakannya.

 "Yang ada" adalah yang ada di mana-mana, tidak berubah, tidak dapat dihancurkan, dan tidak dapat disangkal. Keberadaan adalah kesatuan yang tidak berubah; ini dan pluralitas serta perubahan adalah ilusi. Tidak ada yang ada, jadi yang ada hanyalah keberadaan. Keberadaan tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

 

Parmenides berbentuk puisi, terdiri dari kata pengantar dan dua bagian: Jalan Kebenaran dan Jalan Pendapat. Ia dianggap sebagai pendiri filsafat Barat, aliran filsafat dan ontologi Eleatic, terutama karena fakta bahwa kebenaran sejati tidak dapat ditemukan hanya dengan mengandalkan otoritas atau tradisi. Ia percaya bahwa pengetahuan yang benar-benar kokoh hanya dapat ditemukan melalui proses berpikir dan diskusi terbuka, dan ia mendorong masyarakat untuk merenungkan keyakinan mereka dan mencari kebenaran. Dibalik keyakinan yang diterima secara umum: Socrates menggunakan dialektika sebagai alat untuk mengungkap kelemahan pemahaman dan keyakinan seseorang dalam pencariannya akan kebenaran. Dengan mengajukan pertanyaan yang tajam dan mendalam, ia mengajak lawan bicaranya untuk mengklarifikasi dan mempertimbangkan kembali keyakinannya. Tujuannya bukan untuk menemukan jawaban yang pasti, melainkan untuk menstimulasi pikiran dan mendorong refleksi filosofis yang lebih dalam. Dalam The Search for Truth menggunakan dialektika sebagai alat untuk mengungkap kelemahan pemahaman dan keyakinan seseorang.

 Dengan mengajukan pertanyaan yang tajam dan mendalam, ia mengajak lawan bicaranya untuk mengklarifikasi dan mempertimbangkan kembali keyakinannya. Tujuannya bukan untuk menemukan jawaban yang pasti, namun untuk menstimulasi pikiran dan mendorong refleksi filosofis yang lebih dalam untuk sampai pada kebenaran.

Ada dua sisi kebenaran. Salah satunya adalah bahwa manusia perlu memperoleh pengetahuan tentang diri mereka sendiri untuk memahami apa artinya menjadi manusia.

Pluralisme ontologis dan keragaman epistemologis adalah prasyarat terpenting untuk mengejar pengetahuan tentang diri sendiri, dan di samping itu, dimensi etika sebagai syarat tambahan yang penting untuk mengejar pengetahuan diri. Mengenal diri sendiri berarti mengidentifikasi diri dalam pluralisme ontologis. Memberi diri Anda identitas berarti menjadi berbeda dari segala sesuatu yang ada. Identitas berarti perbedaan. Identitas tidak serta merta menafsirkan perbedaan sebagai pertentangan. Daripada mempertanyakan identitas Anda, "perbedaan" Anda bisa mengimbanginya.

  

Pembentukan identitas seseorang merupakan permasalahan epistemologis yang memerlukan pengetahuan tentang dunianya sendiri, yaitu alam sebagaimana diketahui dan dipahami pada tempat dan waktu tertentu. Pengetahuan ini harus membimbing seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang baik dan menghindari kejahatan. Ini adalah aspek etika. Sebuah pelengkap yang diperlukan untuk ranah ontologis dan epistemologis.Mengenal diri sendiri dalam konteks identitas dan sifat etis kita sendiri adalah makna pertama yang kita berikan pada konsep kebenaran. Itu berarti berinteraksi dengan orang lain atas dasar tetap setia pada pengetahuan yang Anda peroleh tentang diri Anda sendiri. Ini adalah aspek "dalam" dari kebenaran. Artinya bersikap jujur, menolak godaan untuk membohongi diri sendiri, dan mempertahankan pengetahuan yang telah Anda peroleh tentang diri Anda. Arti kejujuran ini sangat berbeda dengan sekedar jujur. Kejujuran berarti mengikuti norma-norma sosial yang menggambarkan Anda sebagai orang terhormat, meskipun itu berarti berbohong kepada diri sendiri. Berbohong pada diri sendiri dengan cara ini memberikan dasar untuk mengatakan kebohongan yang sama kepada orang lain dengan hidup sesuai norma sosial yang relevan. Kejujuran sebagai upaya mengejar kehormatan berdasarkan kebohongan pada diri sendiri dibedakan dengan integritas, 

Aspek kebenaran lainnya adalah bahwa hal tersebut merupakan konstruksi manusia terhadap makna hidup pada waktu dan tempat tertentu, dan selalu berubah.Artinya, manusia tidak "membangun" batu atau sungai yang ada, entah mereka mau atau tidak, misalnya. Manusia tidak mengkonstruksi apa yang biasa disebut dengan realitas objektif. Interaksi dengan realitas ini membentuk matriks di mana kebenaran dikonstruksikan sebagai gambaran makna hidup. Ini adalah aspek "luar" dari kebenaran. Aspek kebenaran "dalam" dan "luar" terbentuk dengan saling melengkapi.

Mereka adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Komitmen terhadap kebenaran berarti menerima makna tertentu dalam hidup dan bertindak berdasarkan makna tersebut.

Apa arti hidup?

Jawaban atas pertanyaan ini berbeda-beda pada setiap orang dan terkadang berbeda-beda.

Ketika jawaban-jawaban ini bertentangan satu sama lain, konflik bisa muncul.

Keadilan adalah tujuan dan standar penyelesaian konflik.

Dengan cara ini, keadilan memasuki medan perebutan kebenaran. Dilihat dari sudut pandang ini, kebenaran dan keadilan selalu berkaitan erat. Pengakuan kebenaran juga merupakan tuntutan keadilan.Oleh karena itu, kebenaran dan keadilan terhubung sedemikian rupa sehingga memikirkan  satu hal berarti memikirkan hal lain. Pemikiran  tentang  kebenaran Plamenides 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun