Mohon tunggu...
Abdurrahman Potewoda
Abdurrahman Potewoda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Parmenides

11 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Parmenides berbentuk puisi, terdiri dari kata pengantar dan dua bagian: Jalan Kebenaran dan Jalan Pendapat. Ia dianggap sebagai pendiri filsafat Barat, aliran filsafat dan ontologi Eleatic, terutama karena fakta bahwa kebenaran sejati tidak dapat ditemukan hanya dengan mengandalkan otoritas atau tradisi. Ia percaya bahwa pengetahuan yang benar-benar kokoh hanya dapat ditemukan melalui proses berpikir dan diskusi terbuka, dan ia mendorong masyarakat untuk merenungkan keyakinan mereka dan mencari kebenaran. Dibalik keyakinan yang diterima secara umum: Socrates menggunakan dialektika sebagai alat untuk mengungkap kelemahan pemahaman dan keyakinan seseorang dalam pencariannya akan kebenaran. Dengan mengajukan pertanyaan yang tajam dan mendalam, ia mengajak lawan bicaranya untuk mengklarifikasi dan mempertimbangkan kembali keyakinannya. Tujuannya bukan untuk menemukan jawaban yang pasti, melainkan untuk menstimulasi pikiran dan mendorong refleksi filosofis yang lebih dalam. Dalam The Search for Truth menggunakan dialektika sebagai alat untuk mengungkap kelemahan pemahaman dan keyakinan seseorang.

 Dengan mengajukan pertanyaan yang tajam dan mendalam, ia mengajak lawan bicaranya untuk mengklarifikasi dan mempertimbangkan kembali keyakinannya. Tujuannya bukan untuk menemukan jawaban yang pasti, namun untuk menstimulasi pikiran dan mendorong refleksi filosofis yang lebih dalam untuk sampai pada kebenaran.

Ada dua sisi kebenaran. Salah satunya adalah bahwa manusia perlu memperoleh pengetahuan tentang diri mereka sendiri untuk memahami apa artinya menjadi manusia.

Pluralisme ontologis dan keragaman epistemologis adalah prasyarat terpenting untuk mengejar pengetahuan tentang diri sendiri, dan di samping itu, dimensi etika sebagai syarat tambahan yang penting untuk mengejar pengetahuan diri. Mengenal diri sendiri berarti mengidentifikasi diri dalam pluralisme ontologis. Memberi diri Anda identitas berarti menjadi berbeda dari segala sesuatu yang ada. Identitas berarti perbedaan. Identitas tidak serta merta menafsirkan perbedaan sebagai pertentangan. Daripada mempertanyakan identitas Anda, "perbedaan" Anda bisa mengimbanginya.

  

Pembentukan identitas seseorang merupakan permasalahan epistemologis yang memerlukan pengetahuan tentang dunianya sendiri, yaitu alam sebagaimana diketahui dan dipahami pada tempat dan waktu tertentu. Pengetahuan ini harus membimbing seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang baik dan menghindari kejahatan. Ini adalah aspek etika. Sebuah pelengkap yang diperlukan untuk ranah ontologis dan epistemologis.Mengenal diri sendiri dalam konteks identitas dan sifat etis kita sendiri adalah makna pertama yang kita berikan pada konsep kebenaran. Itu berarti berinteraksi dengan orang lain atas dasar tetap setia pada pengetahuan yang Anda peroleh tentang diri Anda sendiri. Ini adalah aspek "dalam" dari kebenaran. Artinya bersikap jujur, menolak godaan untuk membohongi diri sendiri, dan mempertahankan pengetahuan yang telah Anda peroleh tentang diri Anda. Arti kejujuran ini sangat berbeda dengan sekedar jujur. Kejujuran berarti mengikuti norma-norma sosial yang menggambarkan Anda sebagai orang terhormat, meskipun itu berarti berbohong kepada diri sendiri. Berbohong pada diri sendiri dengan cara ini memberikan dasar untuk mengatakan kebohongan yang sama kepada orang lain dengan hidup sesuai norma sosial yang relevan. Kejujuran sebagai upaya mengejar kehormatan berdasarkan kebohongan pada diri sendiri dibedakan dengan integritas, 

Aspek kebenaran lainnya adalah bahwa hal tersebut merupakan konstruksi manusia terhadap makna hidup pada waktu dan tempat tertentu, dan selalu berubah.Artinya, manusia tidak "membangun" batu atau sungai yang ada, entah mereka mau atau tidak, misalnya. Manusia tidak mengkonstruksi apa yang biasa disebut dengan realitas objektif. Interaksi dengan realitas ini membentuk matriks di mana kebenaran dikonstruksikan sebagai gambaran makna hidup. Ini adalah aspek "luar" dari kebenaran. Aspek kebenaran "dalam" dan "luar" terbentuk dengan saling melengkapi.

Mereka adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Komitmen terhadap kebenaran berarti menerima makna tertentu dalam hidup dan bertindak berdasarkan makna tersebut.

Apa arti hidup?

Jawaban atas pertanyaan ini berbeda-beda pada setiap orang dan terkadang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun