Mohon tunggu...
Abdu Rozaqi
Abdu Rozaqi Mohon Tunggu... - -

Stay Foolish, Stay Hungry

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anda Termasuk Konservatif atau Liberal?

12 November 2017   16:16 Diperbarui: 12 November 2017   16:30 33695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Dictionary.com, konservatif adalah upaya mempertahankan atau melestarikan tradisi lama (kuno), sekaligus membatasi perubahan-perubahan. Perubahan yang dimaksud disini bisa berasal dari perubahan globalisasi, teknologi informasi, maupun perubahan perilaku atau gaya hidup. Sedangkan menurut pengertian Cambridge Dictionary, konservatif (adj) berarti "Against Change", yang berarti menolak atau anti terhadap perubahan. 

Masih didalam kamus yang sama, dijelaskan secara gamblang, bahwa konservatif artinya "not usually liking or trusting change, especially sudden change" (Biasanya tidak suka terhadap perubahan, terutama perubahan yang sifatnya tiba-tiba). Saya masih agak bingung terhadap definisi konservatif ini, lalu saya mencari lawan kata dari konservatif, yang saya dapatkan adalah; kata left-wing, liberal, progressive, maupun radical. Lalu saya menyimpulkan bahwa konservatif merupakan paham, teori, pandangan, atau sikap hidup yang bertentangan dengan liberalisme maupun paham progressive-radical.

Sebelum saya masuk lebih jauh membahas pandangan konservatif, terlebih dahulu perlu kita cermati bahwa pergerakan social-politik left-wing, liberal, maupun progressive, ketiganya merupakan pergerakan sosial-politik yang pada umumnya melekat di Negara-negara Barat. Pergerakan politik left-wing adalah gerakan sosial dan politik yang menentang dominasi kaum kapitalis (kapitalisme), memperjuangkan hak-hak buruh dan kesetaraan rakyat kecil, serta menuntut hak-hak sipil dan "concern" terhadap isu lingkungan. 

Secara umum, kaum left-wing ini memiliki ideologi sosialis, yang lebih dekat ke komunisme dimana hak-hak buruh adalah perjuangan nomor satu dalam ideologi sosialis-komunis. Di AS, para pengikut paham Left-Wing disebut American Left, atau bisa juga disebut Leftish Activist(Aktivis sayap kiri). Kaum  Leftish di AS bahkan lebih jauh lagi, mereka juga memperjuangkan hak-hak kebebasan sipil, mendukung gerakan modern feminisme (modern feminism yang dimaksud disini adalah liberal-radikal feminisme), memperjuangkan hak-hak dan upah minimum buruh, serta lebih jauh lagi mendukung hak-hak kebebasan kaum LGBT.

Sedangkan Progressive, jelas sangat berkaitan erat dengan liberalisme maupun feminisme. Progressiveadalah pemikiran atau pandangan modern yang banyak dianut masyarakat perkotaan dimana kemajuan, globalisasi, dan gaya hidup hedonis menjadi perilaku sehari-hari. Progressivedisini juga berarti meninggalkan sesuatu yang sifatnya kuno demi menuju "kebebasan individual" yang sebebas-bebasnya (liberal) yang sangat bertentangan dengan pandangan konservatif. Progressiveberarti manusia terus melihat ke depan, tetapi perlahan-lahan melupakan masa lalu atau gaya hidup yang kuno dan tradisional, demi menuju kebebasan sipil seiring dengan kemajuan globalisasi dan pesatnya paham liberalisme.

Baik Progressive, Liberal, Leftish, dan Radikal (contohnya Radical-Modern Feminisme yang sebenarnya bukan perjuangan feminisme sejati, tapi dibelakangnya memperjuangkan gaya hidup Lesbianisme dan selalu mengkritisi dominasi laki-laki), semuanya ada di Negara-negara Barat. Dan secara perlahan keempatnya dapat ditemukan di kota-kota besar diseluruh penjuru dunia dimana gaya hidup berubah dari tradisional menuju perilaku modernis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa keempat sikap hidup tersebut bertentangan dengan pandangan konservatif.  

Supaya tidak membuat bingung, saya berikan analoginya. Jika ingin tahu apakah di suatu negara masyarakatnya konservatif atau tidak, bisa dilihat dari seberapa kuat pengaruh liberalisme maupun globalisasi yang ada dalam masyarakat. Semakin kental liberalisme, modernisme, hedonisme, dan pesatnya globalisasi dalam sebuah masyarakat, biasanya konservatif tidak bisa tumbuh. Lalu apakah masyarakat Indonesia condong ke liberal atau konservatif?, masyarakat Indonesia secara umum bisa dibilang lebih condong ke pandangan tradisional konservatif, dibandingkan condong ke gaya hidup modern yang menjunjung tinggi liberalisme. 

Maksudnya, masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi persaudaraan, membina dan menjaga pernikahan dengan baik, mengetahui pentingnya pernikahan dan memiliki momongan, saling silaturahmi, menjaga nilai-nilai keluarga, mengajarkan anak-anaknya pendidikan agama, merupakan contoh pandangan konservatif. Pandangan konservatif disini juga bisa berarti sebuah kumpulan masyarakat yang masih sangat menjaga nilai-nilai keluarga dan percaya bahwa keluarga adalah segalanya. 

Sedangkan di AS, nilai-nilai kekeluargaan mulai luntur terutama di kota-kota besar, tergantikan oleh Free of Speech, Human Rights, dan semacamnya yang lebih condong ke liberal. Terlalu menunjung tinggi hak-hak kebebasan sipil dan hak asasi manusia yang berlebihan, membuat pemikiran suatu masyarakat menjadi liberal dan "menerima apapun" segala bentuk perubahan. Liberalisme biasanya berbarengan dengan gaya hidup konsumtif dan hedonisme. Sesuatu yang sangat melekat di kota-kota besar di seluruh dunia.

Sesuatu yang sangat konservatif biasanya juga berbanding lurus dengan patriarki. Maksudnya, semakin konservatif suatu masyarakat, kepercayaan, maupun suatu agama, biasanya semakin kuat dominasi patriarkinya. Patriarki disini ialah dimana laki-laki menjadi pemimpin (Imam), laki-laki yang bekerja mencari nafkah sedangkan perempuan harus terus dirumah dan mengasuh anak, suatu pandangan patriarki yang biasanya terdapat dalam masyarakat konservatif. 

Suatu kelompok suku yang hidup di pedalaman Papua yang hidup dengan aturan-aturan kesukuan dan adat, ataupun suku Jawa yang tinggal di pelosok pedesaan yang masih memegang erat tradisi jawa kuno, biasanya sangat konservatif. Maksudnya mereka masih melestarikan semangat tradisi kuno, dan biasanya sangat waspada terhadap arus globalisasi dimana masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kebebasan sipil dan individual akibat dari derasnya arus globalisasi yang kebablasan (berlebihan).

Agama Islam juga sangat konservatif (Extremely Conservative), dimana muslim diajarkan untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an, termasuk tidak boleh merubah-rubah ayatnya seiring perkembangan zaman (tidak seperti yang disuarakan kelompok Islam Liberal bahwa ayat-ayat Al-Qur'an harus disesuaikan dengan perkembangan zaman), dan seorang muslim tidak boleh terpengaruh dengan pandangan liberal, hedonis, komsumtif, serta perilaku modernis, yang dibawa oleh arus globalisme. 

Semakin liberal seorang muslim, biasanya tanpa dia sadari dia bukan lagi muslim 100% karena yang bersangkutan tidak menerapkan perilaku seorang muslim sejati. Itu berarti dalam Islam, semakin kita "back to the root", maka semakin baik status muslim kita. Semakin liberal seorang muslim, biasanya ia lebih condong memperjuangkan liberalisme, hak-hak sipil, dibandingkan memperjuangkan agama Islam itu sendiri. Dapat disimpulkan disini bahwa Islam dan liberalisme disini jelas saling bertentangan satu sama lain. 

Karena Islam sangat konservatif, sedangkan agenda tersembunyi liberalisme adalah membentuk suatu masyarakat "modern" yang merdeka (maksud merdeka disini bisa juga terlepas dari ikatan atau aturan agama, dimana mereka berpikiran modern, bergaya hidup hedonis atau konsumtif, dan berpandangan liberal bahwa semua agama sama saja dan sesama dari kita harus saling menghargai). Agenda lain liberalisme yang tersembunyi yaitu memperjuangkan hak-hak sipil kaum gay (kaum homoseksual) yang dibalut dengan perjuangan feminisme (modern-liberal feminisme) dan perjuangan hak-hak sipil kaum LGBT.

Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya di seluruh dunia, dimana masyarakat perkotaannya bergaya hidup hedonis dan melupakan nilai-nilai ajaran agama maupun nilai-nilai tradisi kuno, jelas mereka tergolong masyarakat liberal. Mereka boleh saja ber-KTP Islam, namun pandangan dan perilakunya lebih condong ke liberalisme. Sedangkan masyarakat pedesaan dimanapun berada, yang masih sangat tradisional, menjunjung tinggi persaudaraan dan keluarga, melestarikan budaya dan tradisi kuno, masih tidak tersentuh oleh derasnya jerat globalisasi dan modernisasi, biasanya masih konservatif, atau bisa dibilang ultra-konservatif (ekstrem konservatif).

Saya tidak mengatakan bahwa masyarakat yang konservatif itu buruk. Saya juga tidak mengatakan hal yang sama kepada mereka yang mengusung liberalisme. Liberalisme otomatis ada didalam masyarakat yang terbuka terhadap segala hal, termasuk perubahan dan sikap hidup. Semakin modern perkotaan, gaya hidup masyarakat biasanya menyesuaikan, lambat laun pemikiran dan sikap hidup menjadi semakin modern, menjadi liberal. Sedangkan masyarakat konservatif, sekalipun berdomisili dan tinggal di lingkungan perkotaan, tapi masih menjaga tata krama dan sikap hidup yang tradisional, biasanya juga tidak akan terpengaruh oleh perilaku yang menjadikan ia seorang liberal.

Akan saya sajikan sisi positif dari liberalisme, dan sisi negatif seorang konservatif. Sisi positif dari liberalisme adalah seseorang menjadi "melek" akan informasi global, selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi dan informasi terkini, termasuk perkembangan dunia politik, dan senang mempelajari bahasa inggris. Sedangkan sisi negatif seorang konservatif ialah ia tidak peduli dan bahkan tidak menerima bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional (bisa jadi ia tidak sadar), pemikirannya "sempit" terhadap perkembangan dunia global, biasanya juga tidak "melek" teknologi dan menganggap bahwa laki-laki harus selalu dominan dan berkuasa, sedangkan perempuan harus selalu memasak didapur. 

Baik Konservatif maupun Liberal, keduanya memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri. Kita tidak bisa memukul rata bahwa konservatif itu baik, sedangkan liberal itu buruk, begitupun sebaliknya. Yang harus kita pikirkan adalah, dimanakah posisi saya? Ada dipihak mana saya? Apakah saya seorang konservatif, ultra-konservatif (misalnya seseorang yang sangat religius), ataukah seorang liberal yang "laid-back" yang sangat menjunjung tinggi kebebasan sipil dan kemerdekaan individual? Ataukah seorang liberal-radikal (progressive) yang memperjuangkan liberalisme sekaligus hak-hak kaum gay dan LGBT?    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun