Agama Islam juga sangat konservatif (Extremely Conservative), dimana muslim diajarkan untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an, termasuk tidak boleh merubah-rubah ayatnya seiring perkembangan zaman (tidak seperti yang disuarakan kelompok Islam Liberal bahwa ayat-ayat Al-Qur'an harus disesuaikan dengan perkembangan zaman), dan seorang muslim tidak boleh terpengaruh dengan pandangan liberal, hedonis, komsumtif, serta perilaku modernis, yang dibawa oleh arus globalisme.Â
Semakin liberal seorang muslim, biasanya tanpa dia sadari dia bukan lagi muslim 100% karena yang bersangkutan tidak menerapkan perilaku seorang muslim sejati. Itu berarti dalam Islam, semakin kita "back to the root", maka semakin baik status muslim kita. Semakin liberal seorang muslim, biasanya ia lebih condong memperjuangkan liberalisme, hak-hak sipil, dibandingkan memperjuangkan agama Islam itu sendiri. Dapat disimpulkan disini bahwa Islam dan liberalisme disini jelas saling bertentangan satu sama lain.Â
Karena Islam sangat konservatif, sedangkan agenda tersembunyi liberalisme adalah membentuk suatu masyarakat "modern" yang merdeka (maksud merdeka disini bisa juga terlepas dari ikatan atau aturan agama, dimana mereka berpikiran modern, bergaya hidup hedonis atau konsumtif, dan berpandangan liberal bahwa semua agama sama saja dan sesama dari kita harus saling menghargai). Agenda lain liberalisme yang tersembunyi yaitu memperjuangkan hak-hak sipil kaum gay (kaum homoseksual) yang dibalut dengan perjuangan feminisme (modern-liberal feminisme) dan perjuangan hak-hak sipil kaum LGBT.
Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya di seluruh dunia, dimana masyarakat perkotaannya bergaya hidup hedonis dan melupakan nilai-nilai ajaran agama maupun nilai-nilai tradisi kuno, jelas mereka tergolong masyarakat liberal. Mereka boleh saja ber-KTP Islam, namun pandangan dan perilakunya lebih condong ke liberalisme. Sedangkan masyarakat pedesaan dimanapun berada, yang masih sangat tradisional, menjunjung tinggi persaudaraan dan keluarga, melestarikan budaya dan tradisi kuno, masih tidak tersentuh oleh derasnya jerat globalisasi dan modernisasi, biasanya masih konservatif, atau bisa dibilang ultra-konservatif (ekstrem konservatif).
Saya tidak mengatakan bahwa masyarakat yang konservatif itu buruk. Saya juga tidak mengatakan hal yang sama kepada mereka yang mengusung liberalisme. Liberalisme otomatis ada didalam masyarakat yang terbuka terhadap segala hal, termasuk perubahan dan sikap hidup. Semakin modern perkotaan, gaya hidup masyarakat biasanya menyesuaikan, lambat laun pemikiran dan sikap hidup menjadi semakin modern, menjadi liberal. Sedangkan masyarakat konservatif, sekalipun berdomisili dan tinggal di lingkungan perkotaan, tapi masih menjaga tata krama dan sikap hidup yang tradisional, biasanya juga tidak akan terpengaruh oleh perilaku yang menjadikan ia seorang liberal.
Akan saya sajikan sisi positif dari liberalisme, dan sisi negatif seorang konservatif. Sisi positif dari liberalisme adalah seseorang menjadi "melek" akan informasi global, selalu mengikuti perkembangan dunia teknologi dan informasi terkini, termasuk perkembangan dunia politik, dan senang mempelajari bahasa inggris. Sedangkan sisi negatif seorang konservatif ialah ia tidak peduli dan bahkan tidak menerima bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional (bisa jadi ia tidak sadar), pemikirannya "sempit" terhadap perkembangan dunia global, biasanya juga tidak "melek" teknologi dan menganggap bahwa laki-laki harus selalu dominan dan berkuasa, sedangkan perempuan harus selalu memasak didapur.Â
Baik Konservatif maupun Liberal, keduanya memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri. Kita tidak bisa memukul rata bahwa konservatif itu baik, sedangkan liberal itu buruk, begitupun sebaliknya. Yang harus kita pikirkan adalah, dimanakah posisi saya? Ada dipihak mana saya? Apakah saya seorang konservatif, ultra-konservatif (misalnya seseorang yang sangat religius), ataukah seorang liberal yang "laid-back" yang sangat menjunjung tinggi kebebasan sipil dan kemerdekaan individual? Ataukah seorang liberal-radikal (progressive) yang memperjuangkan liberalisme sekaligus hak-hak kaum gay dan LGBT? Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H