Mohon tunggu...
Abdurahman Firdaus
Abdurahman Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Manajemen Isu dan Komunikasi Krisis PIZZA HUT Indonesia Dalam Menghadapi Terkait Informasi Hoax Produk Fatwa MUI Haramnya Membeli Produk Isr

17 Januari 2024   08:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:05 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, PHI juga bekerja sama dengan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Women Organisation, sebuah organisasi sosial Islam yang berbasis di Indonesia, untuk mengeluarkan kampanye mengenai pentingnya makanan sehat dan seimbang bagi kesehatan masyarakat. Tindakan ini menunjukkan bahwa PHI memfokuskan kepada kepentingan sosial dan upaya mendapat dukungan dari masyarakat. Dalam artikel "Pizza Hut Indonesia's digital strategy works to overcome negative social media fallout", terungkap bahwa PHI berhasil mengatasi krisis reputasi mereka dengan efektif dengan menerapkan taktik komunikasi digital yang berfokus pada pengunaan media sosial secara aktif. Manajemen perusahaan terus mengembangkan taktik ini dengan mendorong promosi dan jangkauan yang lebih luas, menumbuhkan sosial media aktivitas dan meningkatkan kualitas konten.

Di atas segala itu, manajemen Pizza Hut Indonesia menyadari pentingnya manajemen risiko dan mencegah krisis reputasi sedari awal. Mereka melakukan sejumlah tindakan preventive dengan mengadopsi program pelatihan internal bagi seluruh staf dan karyawan PHI dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan pengalaman pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa PHI selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk serta menjaga kredibilitas yang baik di kalangan konsumen. Secara keseluruhan, dari tinjauan pustaka di atas diketahui bahwa Pizza Hut Indonesia berhasil mengatasi krisis reputasi mereka dengan baik. Manajemen perusahaan terbukti merespons dengan cepat dan transparan pada kabar yang tidak benar tersebut dan menyediakan bukti yang memadai untuk membuktikan bahwa produk mereka halal. Penggunaan media sosial aktif dan kampanye pendidikan makanan sehat melalui kerjasama dengan organisasi sosial juga membawa dampak positif pada citra perusahaan. Selain itu, tindakan preventif dalam penerapan manajemen isu, manajemen risiko, dan memperketat prosedur pengadaan dan manajemen bahan makanan guna menjaga kualitas produk, menjadi bukti bahwa Pizza Hut Indonesia menerapkan standar-standar yang tinggi dalam menjaga kualitas produk dan citra bisnis yang baik.

Metode Penelitian :

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data yang dikumpulkan berdasarkan wawancara, catatan lapangan, memo, dokumen pribadi, dokumen resmi lainnya (Sugiyono 2014). Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Saat melakukan penelitian tentang keadaan terkini suatu kelompok peristiwa, situasi, objek, sekelompok individu, atau cara berpikir, seseorang menggunakan teknik deskriptif. Menciptakan dan menentukan gambaran atau lukisan yang metodis, faktual, dan tepat mengenai detail, ciri-ciri, dan hubungan antara kejadian-kejadian disekitarnya merupakan tujuan dari pendekatan deskriptif. (Hardani. Ustiawaty 2017)

Hasil dan Pembahasan :

Dalam menghadapi krisis informasi, PHI juga menerapkan manajemen isu yang efektif. Mereka membuat analisis risiko tentang konsekuensi jangka panjang dari hoax tersebut, dengan fokus pada dampak yang mungkin bagi para konsumen setia mereka, serta karyawan dan perusahaan secara keseluruhan. Mereka juga mengambil langkah tegas untuk menindak tegas siapa saja yang menyebar berita hoax tersebut. Aksi ini memperlihatkan bahwa manajemen isu PHI fokus pada tindakan preventif dan responsif, dalam rangka meminimalkan dampak negatif serta mempertahankan pandangan positif terhadap merek. Dalam menghadapi krisis ini, PHI juga menerapkan manajemen reputasi yang komprehensif. Perusahaan mengambil inisiatif untuk meninjau kembali prosedur pengadaan dan manajemen bahan-bahan makanan mereka dengan lebih ketat. Mereka juga mengadopsi pengembangan program pelatihan internal, yang melibatkan seluruh staf dan karyawan PHI. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kesalahan dan masalah terkait produksi dan pelayanan bisa diminimalisir dengan tindakan preventif yang diterapkan oleh seluruh orang yang terlibat dalam rantai pasokan PHI. Hal ini membuktikan bahwa PHI berkomitmen pada manajemen risiko yang proaktif dan solusi permanen, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk mereka serta meningkatkan citra PHI di mata publik.

PHI mengambil langkah terdepan dalam menangani krisis reputasi mereka dengan merespons dengan cepat dan transparan pada hoax yang beredar di media sosial. Mereka menjawab tuduhan tersebut melalui akun media sosial resmi mereka dan menunjukkan bukti bahwa tuduhan tersebut tidak benar, dengan memperlihatkan terkait bahan-bahan yang digunakan PHI serta pelaporan dari lembaga independen dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu, PHI juga bekerja sama dengan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Women Organisation untuk mengampanyekan konten pendidikan makanan seimbang dan sehat bagi masyarakat, sebagai upaya untuk memperbaiki citra mereka setelah insiden hoax tersebut. Tindakan PHI menunjukkan bahwa mereka menjalankan taktik komunikasi berkesinambungan, fokus pada tindakan preventif dan responsif, dan menerapkan manajemen isu yang efektif dan komprehensif untuk menangani krisis reputasi mereka.

PHI menyadari bahwa reputasi adalah aset yang sangat penting bagi mereka dan untuk mencegah krisis reputasi di masa depan, mereka melakukan sejumlah tindakan preventif, yaitu:

  • Memperketat prosedur pengadaan dan manajemen bahan makanan mereka dengan lebih ketat. Hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan kualitas pada semua bahan makanan yang mereka gunakan.
  • Mengadopsi program pelatihan internal bagi seluruh staf dan karyawan PHI, guna memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan dapat dijaga dan pengalaman pelanggan dapat ditingkatkan.
  • Memperkuat kolaborasi dengan media massa dan influencer kredibel sebagai upaya untuk memperkuat citra merek yang transparan dan kredibel.
  • Menjalankan tindakan dengan amanah serta meyakinkan dalam memberikan penjelasan melalui semua channel yang dimiliki PHI agar konsumen merasa tenang dan tidak memperoleh informasi yang menyesatkan tentang bisnis mereka.

Dengan melakukan tindakan preventif ini, PHI berharap dapat mencegah krisis reputasi di masa depan dan menjaga citra mereka sebagai brand yang dipercayai oleh masyarakat dan konsumen. Hal ini membuktikan bahwa PHI memiliki komitmen terhadap manajemen risiko yang proaktif dan solusi permanen untuk meningkatkan kualitas produk mereka serta mempertahankan citra PHI di mata publik.

 

Kesimpulan dan Saran :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun