Saya harus terus mengingatkan diri sendiri bahwa menjadi tidak menonjol itu tidak apa-apa; menjadi insignifikan itu bukan masalah. Masalah muncul ketika saya mati rasa dengan "merasa penting" tanpa pernah tahu bahwa hal itu akan membesarkan kepala saya terus-menerus yang puncaknya akan pecah dan cecerannya berserakan ke mana-mana.
Ada dua langkah yang harus saya lakukan. Pertama, saya berdamai dengan ego saya. Kedua, saya lalu menaruh kata-kata "biasa saja", "medioker", dan "rata-rata" ke dalam kamus sifat saya dan mulai mengembannya. Dua langkah yang mudah dituliskan tapi sukar diimplementasikan. Namanya juga belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H