Mohon tunggu...
Abdur Rauf
Abdur Rauf Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIQ Kepulauan Riau

Aku berkarya, maka aku ada. Buku Solo: 1. Di Bawah Renungan Al-Qur'an (2017). 2. The Good Muslim: Menjadi Muslim Berjiwa Kuat, Berakhlak Dahsyat, Berpribadi Hebat, dan Hidup Bermanfaat (2024). Buku Antologi: 1. IMM di Era Disrupsi: Membaca Kecenderungan Baru Gerakan (2022). 2. Kembali Berjuang (2023). 3. Mumpung Masih Muda: Spesial Quotes About Youth (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Buah Keimanan kepada Allah

27 Januari 2025   08:34 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buah Keimanan (Sumber: Kemenag.go.id)

Perasaan harga diri mencegah setiap Mukmin melakukan praktik hidup rendah di bawah kekuasaan hawa nafsu dan pengaruh kebendaan. Perasaan harga diri tumbuh dan bertambah kuat dalam jiwa orang beriman, karena ia tahu dan yakin akan perlindungan dan pertolongan Allah serta bimbingan yang selalu meliputinya.

Orang beriman memperoleh tambahan kemuliaan sebagai orang yang terpilih yang dilahirkan untuk kebaikan umat manusia. Sebagaimana Allah berfirman:

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali-‘Imran/ 3: 110)

Keenam, Memelihara Kebersihan Diri dan Mempertinggi Nilai-nilai Moril

Orang beriman senantiasa merasa bahwa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah. Oleh sebab itu, ia sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam bertindak. Ia tidak mau tindak tanduknya justru menyebabkan ia celaka di kemudian hari.

Dengan demikian, hati nuraninya menjadi hidup dan perasaannya menjadi halus dan suci. Karena itu pulalah ia mempunyai pandangan jauh ke depan. Ia menilai kebaikan dan kebahagiaan hidup dari sudut moral dan akhlak yang luhur, tidak dengan ukuran material dan keduniawian.

Ketujuh, Menimbulkan Rasa Dekat dengan Allah

Orang beriman meyakini bahwa Allah senantiasa dekat. Allah selalu bersamanya kapan pun dan di mana pun ia berada. Karena Allah sangat dekat, maka ia merasakan hubungan yang erat dengan Allah. Karena itu pula ia tidak pernah luput untuk berzikir setiap waktu, dengan menjalankan salat dan berdoa kepada-Nya. Allah berfirman:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah/ 2: 186)

Itulah di antara buah keimanan kita kepada Allah. Tujuh poin dari buah keimanan kita kepada Allah di atas dapat menjadi tolok ukur bagi kita untuk mengukur seberapa dalam tingkat keimanan kita kepada Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun