Saya tak bisa membayangkan bagaimana hidup kita jika tanpa iman. Hidup orang beriman akan lebih terarah, sebab mereka tahu ke mana orientasi kehidupan itu. Oleh sebab itu, iman yang mengakar kuat dalam diri seseorang akan membuahkan kebajikan dan hikmah bagi dirinya. Menurut Prof Muhammad Chirzin dalam buku Konsep dan Hikmah Akidah Islam, di antara buah keimanan kepada Allah SWT adalah sebagai berikut:
Pertama, Membebaskan Diri dari Penguasaan Orang Lain
Siapa pun, tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan maupun bencana, melainkan Allah. Siapa pun, tidak ada yang mampu mempengaruhi dan menghalangi kehendak Allah. Sebagai Mukmin, kita meyakini bahwa Allah sajalah yang berkuasa menjamin keamanan dan mendatangkan bahaya. Sebagaimana Allah berfirman:
"Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim. Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Hud/ 11: 106-107)
Menurut Prof Muhammad Chirzin, orang yang merdeka dari pengaruh dan penguasaan orang lain akan memiliki keleluasaan menentukan sikap hidupnya. Sepenuhnya ia akan menyandarkannya hanya kepada Allah dalam upayanya meraih kebaikan, kemajuan, dan kebahagiaan. Dengan demikian, orang yang beriman tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain dalam meraih cita-cita hidupnya. Mereka tidak terikat dengan makhluk dan materi. Mereka yakin, pertolongan Allah selalu ada untuknya.
Kedua, Membesarkan Hati dan Menumbuhkan Keberanian
Orang Mukmin berani dalam menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi kalimat Allah. Apabila ia mati dalam perjuangan itu, maka ia yakin akan mendapatkan keridaan Allah. Ia meyakini pula bahwa hidup dan mati dalam genggaman Allah. Oleh sebab itu, kokohnya iman dapat menumbuhkan keberanian dan kebesaran hati.
Orang beriman meyakini bahwa hidup dan matinya hanya dalam genggaman Allah. Seseorang akan mati jika Allah telah menghendaki dengan sebab-sebab yang diketahui Allah saja. Orang beriman meyakini bahwa kematian adalah keniscayaan dan tak bisa dielakkan. Sebagaimana Allah berfirman:
"Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. Al-Jumu’ah/ 62: 8)
Barangkali kita pernah mendengar bahwa banyak orang yang lepas dari cengkeraman maut pada saat mereka berada di tengah-tengah arena pertempuran. Demikian juga sebaliknya, sering kita mendengar bahwa orang menemui ajalnya ketika sedang bersenang-senang atau bahkan tiduran di atas ranjang. Allah berfirman: