Sabar itu berat, tak semudah mengucapkan. Tapi, itulah perintah Allah yang mesti kita jalankan. Walau bagaimanapun beratnya, laku sabar ini tetap harus kita jalani sepanjang hayat.
Maka, kita bersyukur punya iman. Sebab, iman itulah yang menuntun kita menjalani hidup dengan sabar. Sabar yang berat itu, jika dilakoni dengan keimanan yang kuat, niscaya akan menjadi ringan.
Dengan iman, maka yang sulit menjadi mudah, yang berat menjadi ringan, yang tidak mungkin menjadi mungkin. Inilah miracle of iman.
Semua sifat-sifat baik akan berkumpul pada diri orang yang sabar. Al-Qur’an menyatakan:
“Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. 41: 35)
Mulia sekali mereka yang sabar. Maka, beruntunglah bagi siapa pun yang memenuhi dirinya dengan sifat sabar. Orang sabar akan lebih tenang dan bijak dalam menyikapi berbagai persoalan kehidupan.
Implementasi Sabar
Menjalankan ketaataan butuh sabar. Menjauhi kemaksiatan butuh sabar. Menghadapi cobaan hidup butuh sabar. Semuanya perlu sabar. Sebab, sabar membuat segala sesuatu yang kita kerjakan menjadi indah.
Saat hendak berdakwah ke Thaif, bukannya disambut dengan hangat, tapi malah Nabi Muhammad SAW dihujani dengan batu kerikil sehingga ada bagian tubuhnya yang terluka dan berdarah. Peristiwa ini membuat malaikat penjaga gunung jengah, sebab melihat sang kekasih Allah diperlakukan secara kasar oleh penduduk Thaif.
Lalu malaikat penjaga gunung itu pun menawarkan diri, jika saja Nabi Muhammad SAW berkehendak, maka kedua gunung yang ada di samping kota itu akan ia benturkan sehingga siapa pun yang ada di dalamnya akan mati terhimpit oleh dahsyatnya benturan keras kedua gunung itu.